Liputan6.com, Jakarta - Jangan coba-coba menelan dry ice atau es kering bila Anda tak ingin bernasib seperti lima pengunjung sebuah restoran di India. Insiden itu terjadi di Laforestta Cafe, Kota Gurugram, bagian utara India, pada Sabtu, 2 Maret 2024.
Anhit Kumar saat itu mengunjungi restoran tersebut bersama istrinya dan teman-teman mereka yang diketahui bernama Neha Sabarwal, Manika Goenka, Pritika Rustagi, Deepak Aroda, dan Himani. Mengutip NY Post, Kamis (7/3/2024), setelah selesai menyantap makanan mereka, seorang pelayan mendatangi meja mereka sambil membawa paket manisan dan rempat sebagai pencuci mulut, menurut Indian Express.
Kumar yang menggendong putrinya yang berusia satu tahun, tidak menelan isi bungkusan tersebut. Namun, keempat anggota rombongan lainnya menelannya tanpa curiga.
Advertisement
Belum juga tertelan, mulut mereka langsung terasa terbakar dan berdarah. Menurut polisi, mereka pun muntah darah, seperti ditunjukkan dalam video viral yang direkam salah seorang dari mereka.
Dalam video yang diunggah ke TikTok itu, para korban terlihat menjulurkan lidahnya. Seorang wanita tampak putus asa menangis kesakitan. Sedangkan, seorang pria mencoba mengatasi rasa sakit akibat menelan dry ice dengan membilas mulutnya dengan air dan meludahkannya ke lantai.
Dalam video tersebut, salah seorang dari mereka langsung menyarankan mengontak polisi. Para korban segera dilarikan ke rumah sakit setempat. Mereka dirawat selama dua hari sebelum dipulangkan pada Senin malam, 4 Maret 2024, lapor India Today.Â
Â
Manajer Restoran Ditangkap, Pemiliknya Buron
Kumar mengatakan seorang dokter yang memeriksa salah satu bungkusan itu kemudian memastikan bahwa bungkusan itu berisi es kering. Dry ice adalah bentuk padat karbon dioksida yang biasa digunakan sebagai zat pendingin.
Menelannya dapat menyebabkan luka bakar parah pada kerongkongan dan perut yang berpotensi mengakibatkan kematian. Polisi yang menangani kasus tersebut langsung menangkap manajer kafe tersebut pada Selasa, 5 Maret 2024. Ia diidentifikasi sebagai Gagandep (30) yang dijerat dengan tuduhan meracuni 'dengan maksud untuk melukai atau membahayakan'.
Selama interogasi awal, menurut seorang pejabat polisi, Gagandeep diduga mengatakan, "Hal ini disebabkan oleh kelalaian staf restoran sehingga sebungkus penyegar mulut dan es kering tercampur secara tidak sengaja. Dia mengatakan tidak ada niat buruk terhadap para tamu dan apa yang terjadi sangat disayangkan." Polisi mengatakan mereka masih mencari pemilik kafe tersebut, Amritpal Singh, yang dinyatakan buron.
Itu bukan kasus berbahaya pertama yang melibatkan dry ice. Pada 2020, seorang selebgram asal Rusia harus kehilangan suami dan dua temannya setelah mereka menggelar pesta ulang tahun Katerina yang ke-29.
Â
Advertisement
Kasus Dry Ice Lebih Mematikan
Dikutip dari NY Post, Jumat, 6 Maret 2020, Katerina menggelar pesta kolam di sebuah kolam di kawasan Devyaty Val, Moskow, untuk memeriahkan pesta ulang tahunnya. Lantaran merasa air kolam terlalu hangat, ia tercetus ide untuk meminta beberapa orang menuangkan 25 kg dry ice ke dalamnya.
Tak sekedar mendinginkan, dry ice ini juga dimasukkan untuk membuat efek visual yang lebih dramatis dan menakjubkan. Nyatanya, ide tersebut pangkal musibah.
Beberapa tamu yang menyelam ke dalam kolam mulai tersedak dan hilang kesadaran. Tiga orang pun meregang nyawa lantaran keracunan asap dari es kering tersebut. Satu di antaranya adalah suami Katerina yang turut menuangkan dry ice ke dalam kolam.
Meski umumnya tak beracun, uap yang keluar dari es kering dapat menyebabkan peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah jika di letakkan dalam ruang tertutup tanpa ventilasi yang baik. Kasus itu semakin mengejutkan mengingat Katerina berprofesi sebagai apoteker. Ibu dua anak ini memiliki situs pribadi yang berisi artikel mengenai obat-obatan ramah untuk keluarga dan tips tentang kesehatan. Dia juga menjual beberapa obat racikannya sendiri.
Bahaya Menggunakan Dry Ice
Dry ice adalah bentuk padat dari gas karbon dioksida (CO2) yang sangat dingin. Karena sifatnya yang sangat dingin dan berbahaya jika tidak ditangani dengan benar, dry ice harus disimpan dan ditangani dengan hati-hati dan hanya digunakan oleh orang-orang yang terlatih dalam penanganannya.Â
Saat disimpan dalam suhu normal, dry ice akan menguap dan berubah kembali menjadi gas karbon dioksida. Karena itu, dry ice harus disimpan dalam tempat yang tertutup dan kedap udara, seperti kotak styrofoam atau kantong vakum. Ada beberapa risiko bahaya bersinggungan dengan dry ice. Berikut detailnya dirangkum dari berbagai sumber.
1. Risiko asfiksia
Dry ice dapat menyebabkan risiko asfiksia atau kekurangan oksigen dalam tubuh, jika terhirup dalam jumlah yang cukup banyak. Gas karbon dioksida yang dihasilkan oleh dry ice lebih berat dari udara, dan cenderung menumpuk di lantai atau di dalam ruangan yang tertutup. Karena itu, penggunaan dry ice harus dilakukan di tempat yang memiliki ventilasi yang memadai untuk menghindari risiko asfiksia.
2. Risiko luka bakar
Dry ice memiliki suhu yang sangat rendah, yaitu sekitar -78,5 derajat Celsius. Kontak langsung dengan tangan atau kulit lainnya dapat menyebabkan luka bakar kulit yang serius.
3. Risiko ledakan
Dry ice yang disimpan dalam wadah yang tertutup dapat menyebabkan risiko ledakan jika terlalu banyak gas karbon dioksida yang dihasilkan akibat penguapan. Hal ini dapat terjadi terutama jika dry ice disimpan dalam wadah yang rapat atau tertutup tanpa ventilasi yang memadai. Karena itu, pastikan bahwa dry ice selalu disimpan di tempat yang terbuka atau dengan ventilasi yang memadai.
Advertisement