Liputan6.com, Beijing - Kota Shanghai di China, tengah diramaikan dengan kehadiran sebuah restoran hewan peliharaan yang menyajikan “malatang anjing”, versi ramah hewan dari makanan jalanan terkenal di China. Restoran ini menjadi viral di media sosial setelah menawarkan konsep unik—menghidangkan sajian bergaya malatang yang ditujukan khusus bagi anjing.
Didirikan oleh Hou Yi, pencipta Hema Xiansheng (anak usaha Alibaba Group), restoran ini pertama kali dibuka pada Februari, menurut laporan Xinmin Evening News.
Advertisement
Baca Juga
Malatang, yang secara harfiah berarti “pedas menggigit dan panas”, umumnya berisi campuran daging, sayur, bawang putih cincang, dan cabai kering yang direbus dalam kuah pedas.
Advertisement
Namun versi untuk anjing hadir dengan komposisi berbeda, menggunakan bahan-bahan seperti salmon, udang merah liar, paru sapi, hati sapi, dada bebek, jantung ayam, blueberry, serta berbagai camilan dan kue khusus hewan—dengan total lebih dari 20 jenis pilihan.
Menariknya, metode memasaknya pun berbeda dari malatang tradisional. Alih-alih direbus, bahan-bahan ini dipanaskan menggunakan microwave.
“Saya hampir tidak bisa membedakan dengan bahan yang biasa digunakan dalam malatang manusia,” kata Gao, seorang pemilik anjing, seperti dikutip SCMP, Minggu (13/4/2025).
"Anjing saya sangat bersemangat dan tidak sabar ingin mencicipi.”
Pelanggan lain bernama Wang mengatakan kepada Jimu News bahwa ia memilih daging dan sayuran, lalu bahan tersebut ditimbang dan dihargai 24,9 yuan (sekitar Rp56 ribu) per 500 gram. Pesanan seharga 25,7 yuan itu kemudian dimasak langsung oleh staf restoran.
“Harganya sangat terjangkau, bahkan lebih murah dari yang saya perkirakan,” ujar Wang.
Populer di Shanghai
Saat ini, restoran tersebut telah memiliki empat cabang di Shanghai. Meski pelanggan biasanya membawa anjing atau kucing peliharaan, anjing berukuran besar tidak diperbolehkan masuk ke area dalam.
Menurut perwakilan restoran, seluruh bahan makanan—baik mentah maupun matang—disiapkan segar setiap hari.
"Salmon kami bahkan layak dikonsumsi manusia," tambahnya.
Meski demikian, tidak semua pihak menyambut konsep ini dengan antusias. Dalam wawancara dengan South China Morning Post, Liu Yundong, Dekan Loving Care International Pet Medical Centre di Beijing, menyebut bahwa malatang untuk anjing ini bisa jadi hanya trik pemasaran.
“‘Malatang’ ini tampaknya hanya sekadar bahan-bahan cincang. Jika segar, secara umum tidak berbahaya dan malah dapat meningkatkan asupan cairan, yang baik bagi hewan peliharaan yang kurang minum,” jelasnya.
Namun, ia juga mengingatkan tentang potensi masalah pencernaan bagi hewan yang terbiasa makan makanan kering, serta risiko timbulnya kebiasaan pilih-pilih makanan.
Advertisement
