Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diunggah oleh turis asal Inggris pemilik akun Instagram @jasontravelasia menuai perhatian warganet Indonesia. Perkaranya adalah karena ia salah menyebutkan combro menjadi john bro.
Insiden salah dengar itu terjadi saat ia mencoba mencicipi makanan Indonesia di sebuah restoran ternama di Indonesia. "Aku akhirnya ada kesempatan untuk mencoba makanan Indonesia," katanya bersemangat dalam video yang diunggah pada Kamis, 29 Februari 2024.
Baca Juga
Jason, nama turis Inggris itu, diketahui sedang menjelajahi sejumlah tempat di Jakarta. Tiba waktunya untuk makan, ia mendatangi sebuah restoran di dalam mal. Setelah menanyakan ketersediaan tempat, Jason kemudian diantar ke meja oleh seorang pegawai restoran.
Advertisement
Ia memesan beberapa menu, salah satunya comro. Ketika camilan pesanannya dihidangkan, ia pun bertanya kepada pegawai restoran. "Apa nama makanan ini?" katanya dalam Bahasa Inggris.
"Combro," jawab si pegawai.
Karena perbedaan bahasa, Jason tampak bingung dan mengira bahwa makanan yang diantarkan ke mejanya bernama "John bro". "Aku tidak terlalu yakin dia ngomong apa, kedengarannya seperti John bro. Oke, jadi aku panggil makanan ini John bro," sebutnya.
Cuplikan video itu sudah dilihat lebih dari 2,5 juta kali dan sukses memancing tawa warganet dari Indonesia. Berbagai komentar bernada lelucon bermunculan pada kolom unggahan tersebut.
"JOHN BRO temannya MISS ROW dan TEA MUST," sebut salah satu akun Instagram, membuat lelucon mempelesetkan misro dengan 'Miss Row' dan 'Tea Must' yang tak lain adalah timus.
"Combro pak bukan jhon bro," sebut warganet lain.
Asal Usul Combro
Mengutip laman tp.ub.ac.id, combro merupakan makanan khas dari Jawa Barat yang berbahan dasar singkong parut dengan ditambahkan sambal oncom didalamnya kemudian digoreng. Singkong merupakan salah satu komoditas lokal khas yang melimpah di Indonesia namun kurang pemanfaatannya, padahal singkong memiliki keunggulan dibanding produk pangan lainnya.
Nama combro merupakan singkatan dari oncom di jero atau dalam bahasa Indonesia berarti ondom di dalam. Hal itu sesuai dengan cara bagaimana makanan ini disajikan.
Dikutip dari berbagai sumber, ternyata tidak semua orang Sunda menyebutnya sebagai comro. Di Kuningan, Jawa Barat, warga setempat menyebut combro sebagai gemset. Gemset memiliki arti "dage saemet" yang kurang lebih berarti sedikit oncom. Itu lantaran isian oncom di dalam comro rata-rata sedikit.
Masakan ini rasanya gurih dan pedas sehingga sangat nikmat disantap selagi masih panas. Comro ternyata memiliki gizi yang cukup tinggi. Hal ini karena bahan utama comro, yaitu singkong, mengandung lebih banyak kalori daripada kentang. 100 gram singkong mengandung sekitar 160 kkal.
Advertisement
Perbedaan Combro dan Misro
Selain combro, kita juga sering mendengar pasangannya yaitu misro. Makanan yang sama-sama berasal dari Tanah Pasundan ini terkenal enak dan selalu dicari untuk dijadikan hidangan kecil yang dimakan bersama kopi atau teh.
Combro dan misro sering dianggap sama, apalagi karena bahan utamanya yang memang berasal dari singkong. Padahal, keduanya adalah camilan berbeda dalam hal rasa, tekstur, isian bahkan bentuk.
Combro biasanya memiliki bentuk bulat yang agak lonjong, warna luarnya cokelat keemasan karena proses menggoreng pada suhu tinggi. Teksturnya garing namun bagian dalamnya tetap lembut dan ada rasa gurih-pedas dari isian oncom bumbunya.
Sementara, misro bercita rasa manis karena isiannya adalah parutan gula merah dan kelapa. Bentuknya juga relatif bulat, meski tak menutup kemungkinan mirip seperti combro. Cita rasanya manis gurih karena ada perpaduan dengan kelapa.
Keduanya biasanya dijual secara bersamaan oleh pedagang gorengan. Biasanya combro dinikmati dengan tambahan cabai rawit hijau untuk dijadikan penambah rasa pedas pada hidangan tersebut.
Budaya Ngemil Orang Indonesia
Dikutip dari kanal Health Liputan6.com, Minggu (10/03/2024), penelitian pada 2019 menunjukkan orang Indonesia lebih doyan camilan ketimbang makan makanan berat. Tak heran jika kebiasaan ngemil lekat dengan budaya Indonesia. Efek dari kebiasaan yang sebenarnya sangat mungkin dilakukan banyak orang di berbagai belahan dunia ini tak luput tampak di dalam negeri.Â
Pengamat sosial Erna Ermawati Chotim menjelaskan, jajanan sudah menjadi bagian dari budaya. Terbukti dengan banyaknya bermunculan jajanan unik di berbagai daerah di Indonesia, ujarnya, beberapa waktu lalu di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. Jajanan khas daerah ini sudah tidak bisa dipisahkan lagi dari masyarakatnya. Rangkaian jajanan ini kemudian membawa nilai dan kenangan berbeda bagi pecinta kuliner.
"Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendistribusian pangan, termasuk jajanan. Apakah mereka terbiasa memberikan jajanan dalam kesehariannya, baik jajanan pagi, siang, atau di jam-jam lainnya," jelasnya.
Dinamika jajan apa yang harus dimakan juga terjadi pada masyarakat Indonesia. Biasanya jajanan konvensional menggunakan beberapa cara penyiapan, antara lain merebus, memanggang, dan menggoreng, kata Erna.
Advertisement