Ramadhan 2024, Tertarik Coba Tren Makan Kurma Butter?

Sementara kurma merupakan makanan yang bergizi, mengonsumsinya dengan mentega, yang dikenal dengan kandungan lemak jenuhnya, telah menimbulkan pertanyaan apakah makanan ini masih tetap sehat.

oleh Asnida Riani diperbarui 15 Mar 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2024, 16:00 WIB
Kurma Butter
Kurma butter jadi kuliner yang viral di awal Ramadhan. (dok. X @zalyazahari/https://twitter.com/zalyazahari/status/1765708834776182859/photo/1)

Liputan6.com, Jakarta - Tren makan kurma butter sedang viral di Malaysia, akhir-akhir ini. Kemunculannya bertepatan dengan bulan Ramadhan saat umat Muslim biasanya membatalkan puasa dengan memakan buah manis ini dalam jumlah ganjil.

Sementara kurma merupakan makanan yang bergizi, mengonsumsinya dengan mentega, yang dikenal mengandung lemak jenuh, menimbulkan pertanyaan apakah makanan ini masih tetap sehat. Melansir Says, Rabu, 13 Maret 2024, pegiat kesehatan dan nutrisi, Wan, menjelaskan bahwa konsumsi kurma butter secara "cukup" masih terbilang dianjurkan.

Ia menjelaskan bahwa mentega terbuat dari krim dan susu yang mengandung lemak jenuh. Tubuh manusia, kata dia, membutuhkan lemak jenuh, tapi tidak lebih dari 10 persen kalori harian.

Butter terbuat dari minyak nabati yang awalnya berbentuk cair dan jadi beku karena adanya hidrogen dalam prosesnya. Konsumsi bahan itu dalam kadar berlebih dapat menyebabkan serangan jantung, serta kerusakan dan penyempitan pembuluh darah.

Karenanya, bila ingin menjajal tren tersebut, pastikan Anda mengoles kurma dengan butter murni. Jika bahannya mengandung lemak nabati, berarti itu bukan mentega murni, publikasi itu menambahkan.

Terkait itu, ahli diet Nur Aiman Taslim mengungkap bahwa kurma yang dicampur butter boleh dikonsumsi saat sahur, namun konsumsi berlebihan tidak dianjurkan. Ia menyarankan mengonsumsi tiga hingga empat kurma dengan satu sendok teh kecil mentega untuk setiap kurma sudah cukup.

"Ini akan menyediakan sekitar 224 kalori, diperkirakan 70 hingga 80 kalori untuk empat kurma dan 110 hingga 145 kalori untuk empat sendok teh mentega," bebernya.

 

Jangan Dikonumsi Berlebihan

Ilustrasi Kurma
Ilustrasi Kurma. Photo by Masjid Pogung Dalangan on Unsplash

Nur Aiman menyambung, "Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol jahat dan secara tidak langsung meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Jika ingin makan sahur yang sederhana dan padat kalori, mengonsumsi kurma dengan butter dalam jumlah sedang tidak jadi masalah."

"Saat berbuka puasa, cukup makan kurma saja tanpa butter sebagai hidangan utama, karena makanan lain sudah cukup mengandung kalori,” imbuhnya.

Sementara itu, uztaz Don asal Malaysia, berkomentar, "Halal dan kreatif, (kurma butter) bisa menggugah masyarakat untuk gemar makan kurma. Anda telah membantu Rasulullah menyebarkan Sunnah, enak dimakan." Ia menambahkan, ia tidak hanya dapat mendorong orang lain untuk makan kurma, namun hal ini juga merupakan inisiatif yang baik.

Di sejumlah komentar online, tidak sedikit warganet Malaysia yang mengaku "mendadak doyan kurma" setelah dioles dengan butter. "Enggak kepikiran bakal suka. Jadi creamy dan agak asin, enggak cuma manis aja," kata seorang pengguna X, dulunya Twitter, menjelaskan rasa kurma butter dalam bahasa Inggris, yang disepakati banyak pengguna.

 

Teladan Rasulullah

Ilustrasi kurma
Ilustrasi kurma. (Image by azerbaijan_stockers on Freepik)

Menurut Kosmo!, kurma butter ini mendapat popularitas setelah mantan Mufti Wilayah Federal Malaysia, Datuk Seri Dr Zulkifli Mohamad Al-Bakri, berbagi unggahan di halaman Facebook Maktabah Al-Bakri. Di sana, ia mengklaim kurma yang dikeringkan atau diolesi mentega merupakan makanan favorit Nabi Muhammad SAW.

Namun, umat Muslim telah menyerukan untuk memboikot produk kurma Israel di tengah serangan bertubi-tubi militer mereka di Gaza. Friends of Al-Aqsa (FoA), grup advokasi berbasis di Inggris, meluncurkan kampanye tahunan #CheckThe Label untuk memboikot produk kurma Israel.

"Dengan memilih untuk tidak membeli kurma Israel pada Ramadhan ini, komunitas Muslim dapat mengirimkan pesan yang jelas dan kuat mengenai kecaman atas pendudukan ilegal Israel dan apartheid di Palestina," kata Shamiul Joarder dari FoA, dilansir New Arab.

Israel adalah produsen kurma Medjoul terbesar di dunia dan mengekspor lebih dari 50 persen produknya ke Eropa, menurut FoA. Sebagian besar kurma ini ditanam di pemukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki.

Boikot Kurma Produksi Israel

Kurma
Ilustrasi kurma. / Freepik by azerbaijan_stockers

Joarder mengatakan, "Ini saatnya memperbarui komitmen kita terhadap BDS pada Ramadhan ini. Kita harus ingat bahwa sebagai sebuah komunitas, kita mempunyai kekuatan, kita dapat membuat suara kita didengar melalui tindakan sederhana dengan mengembalikan kurma Israel ke dalam rak. Yang perlu kita lakukan hanyalah #CheckTheLabel dan tidak membeli kurma dari apartheid Israel."

Berikut daftar merek kurma produksi Israel yang diboikot karena ditanam di tanah pendudukan menurut Boycott Guide dan American Muslim for Palestine (AMP), dikutip 28 Februari 2024.

  1. Carmel Agrexco
  2. Hadiklaim
  3. Jordan River
  4. Desert Diamond
  5. Rapunzel
  6. Shams
  7. Bomaja
  8. King Solomon
  9. Delilah
  10. Urban Platter
  11. Star Dates
  12. Sincerely NUts
  13. Edeka
  14. Anna and Sarah
  15. Galilee
  16. Shah Co
  17. Nava Fresh
  18. Food to Live
  19. Mehadrin
  20. Ventura
  21. King of Dates

Merek Hadiklaim dan Carmel Agrexco, serta turunannya dilaporkan beroperasi di pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat. Kedua perusahaan itu disebut menggunakan pekerja anak dan membayar pekerja Palestina di bawah upah minimum.

Infografis Tampilan Kekinian Camilan Tradisional
Infografis tampilan kekinian camilan tradisional. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya