Liputan6.com, Jakarta - Mengurus rumah dan keluarga adalah tugas yang tidak mudah, Salah satu peran yang sangat penting di rumah adalah ibu rumah tangga. Menjadi ibu rumah tangga, berarti Anda bertanggung jawab dan berkewajiban untuk mengurus rumah serta keluarga.
Hal itu juga termasuk memastikan anak-anak dan suami mendapatkan asupan makanan yang sehat dan bergizi, serta kondisi rumah yang nyaman ditinggali. Tugas ibu sangatlah mulia, sebuah pekerjaan yang memerlukan banyak keilmuan dan keahlian.
Baca Juga
Meski punya banyak keahlian, rasanya tidak ada sekolah formal atau pendidikan khusus untuk menjadi seorang ibu, apalagi ibu masa kini? Lalu darimana seorang perempuan yang akan menikah atau akan punya anak belajar menjadi ibu?
Advertisement
"Sebelum menikah, saya nggak ada bayangan apa-apa soal menjadi seorang ibu. Saya tahunya kalau jadi ibu itu menyenangkan karena bisa menimang bayi sendiri," tutur Amanda seorang istri dan ibu dari dua orang anak, pada Liputan6.com, Jumat, 15 Maret 2024.
"Saya cuma tahu soal susah senangnya menjadi Ibu dari cerita orangtua, kakak, dan cerita teman-teman. Setelah menikah, saya mulai belajar kalau ternyata berumahtangga tidak semudah bayangan kita, apalagi setelah punya anak, tantangannya jauh lebih sulit," tambahnya.
Saat hamil anak pertama, Amanda bersemangat mengumpulkan informasi tentang kehamilan. Dari hal-hal kecil seperti aplikasi apa saja yang bisa diunduh selama hamil sampai hal-hal krusial seperti makanan dan obat apa saja yang dapat mempengaruhi calon bayi. Ia mengaku sempat bersikeras intuk mengurus anak sendiri dan menolak dibantu keluarga karena ego sebagai ibu baru.
Persiapan Fisik dan Mental
Dampaknya, ia merasa sering mengantuk dan sempat kurang menikmati momen-momen pertama menjadi ibu karena lelah dan mudah emosi. Namun setelah mendengar masukan dan saran dari ibu maupun ibu mertuanya, Amanda akhirnya mau mengalah dengan berbagi mengurus bayi dengan orang-orang terdekatnya
Aku banyak dapat masukan dari mama dan mama mertua aku, mereka juga suka aku ajak menginap di rumah aku, jadi aku bisa banyak belajar dari mereka. Selain dapat banyak ilmu, secara fisik dan mental aku juga jadi lebih fit dan tenang," terangnya.
Lalu, sejak usia berapa seorang perempuan menyiapkan diri menjadi seorang ibu? Menurut Rahajeng Ika seorang psikolog klinis anak dan remaja, sekitar usia 18 tahun keatas, seorang perempuan sudah mampu mengambil keputusan untuk dirinya sendiri.
"Persiapan disini artinya persiapan fisik dan mental. Fisik artinya menjaga pola makan, pola istirahat dan pola hidup yg sehat, karena kelak gizi saat hamil ditentukan ketika perempuan masih gadis atau justru sejak sebelum kehamilan terjadi,” terang Rahajeng Ika pada Liputan6,com,
"Penelitian terbaru juga menyampaikan stres bisa diturunkan pada janin dalam kandungan, maka penting untuk perempuan mampu mengatur kemampuannya mengatur stres dlm hidupnya. Jadi kalau bicara persiapan menjadi ibu, harus dimulai bahkan sebelum menikah," tambahnya.
Advertisement
Ibu Masa Kin Jauh Lebih Kompleks
Persiapan fisik menurut Ika, berupa gaya hidup sehat dan teratur. Persiapan mental berupa kemampuan mengatur stres. Persiapan menambah pengetahuan tentang pengasuhan anak atau perkembangan dunia pendidikan.
Pengetahuan tentang perkembangan anak terdiri dari perkembangan fisik, perkembangan sosioemosional, perkembangan kognitif, perkembangan moral. Lalu ada pengetahuan tentang kesehatan mental dan tentang cara berkomunikasi dengan anak sesuai usianya.
Psikolog yang berpraktek di RS. Puri Cinere, Kasandra & Associates dan lewat online di www.hatiplong.com ini mengakui menjadi ibu sekarang ini jauh lebih kompleks dibandingakn beberapa belas atau puluhan tahun lalu.
Hal itu terjadi karena perkembangan teknologi memungkinkan pertukarani nformasi yang sangat cepat. Akibatnya peran sbebagai ibu, atau "tiangnya keluarga" atau jembatan komunikasi (antara figur anak dengan figur orangtua) jadi makin penting dan berpengaruh.
"Kondisi dunia yang semakin kompleks juga menuntut manusianya buat ikut berkembang mampu mengatasi masalah baru. Dulu mungkin masalah bisa jadi hanya terjadi di satu wilayah saja, tapi sekarang bisa di beberapa wilayah dalam waktu ygan bersamaan akibat terbukanya informasi," terang Ika.
Bantu Mengatasi Masalah pada Anak
Tantangan utama untuk menjadi ibu di masa sekarang dan mendatang adalah menjadi orang yang fleksibel dan mau belajar untuk berkembang. Ibu sebagai salah satu figur orangtua perlu menambah kepekaannya dalam membantu mengatasi masalah pada anak.
Sebagai ibu biasanya juga adalah seorang istri, artinya ada tambahan tugas menjadi pendamping figur orangtua di rumah. "Nah ibu sekarang harus mampu menjalankan dua peran itu dengan sama baiknya. Apalagi bagi ibu bekerja, maka ada 3 peran sekaligus yang harus dijalankan dalam hidupnya. Budaya tiap negara atau situasi dunia juga bisa saling mempengaruhi dgn terbukanya komunikasi melalui teknologi informasi dewasa ini," tutur Ika.
"Karena kompleksitasnya maka dibutuhkan keterlibatan dan kerja sama yang lebih besar dari peran ayah dalam keluarga. Penting untuk memilah mana informasi yang berguna dan perlu segera dipelajari dalam keluarga dan mana yang belum diperlukan," lanjutnya.
Penegakan aturan moral dan agama di rumah juga harus diberlakukan serta dilakukan secara konsisten oleh semua anggota keluarga secara sama. "Semua hal ini diharapkan dapat membantu mengatasi tantangan di masa mendatang. Kita tidak boleh takut akan perubahan namun harus mampu beradaptasi dengan perubahan itu," pungkasnya.
Advertisement