Liputan6.com, Jakarta - Indonesia MICE Youth Challenge 2024 memilih enam finalis yang diminta mempresentasikan langsung proposal event mereka di hadapan dewan juri pada Selasa, 30 Juli 2024. Tim mahasiswa Universitas Prasetya Mulya (UPM) akhirnya menjadi pemenang utama dalam kompetisi yang digelar pertama kalinya.
Tim berjumlah empat orang yang diketuai Yusli Tamara dari jurusan Hospitality Business itu membawakan tema Climate and French Fries. Berangkat dari isu global tentang perubahan iklim, berkembang dari kentang goreng, mereka mempresentasikan ide acara yang menggabungkan pameran, konferensi, dan aktivitas menjadi satu rangkaian kegiatan MICE.
"Kita udah siapin berbulan-bulan lalu sejak event diumumkan, 3--4 months," ucapnya kepada Tim Lifestyle Liputan6.com, seusai pengumuman.
Advertisement
Presentasi yang dibawakan secara atraktif dalam bahasa Inggris mampu meyakinkan dewan juri. Salah satu yang ditawarkan dalam acara itu adalah kegiatan penanaman mangrove. Aktivitas itu dipilih karena berdasarkan studi, salah satu penangkap karbon terbaik adalah ekosistem air, khususnya di mangrove.
"Kita ingin bangkitkan awareness orang untuk kurangi emisi karbon dari kegiatan sehari-hari. Fokus utamanya adalah bangun kesadaran di Asia Pasifik," ucapnya.
Tim mahasiswa UPM selanjutnya akan mewakili Indonesia untuk berkompetisi di ajang serupa di tingkat Asia yang digelar AFECA pada November 2024. "Kita pastinya bakal revisi proposal sesuai masukan dari judges karena masukannya valuable dan feasible untuk diimplementasikan. Harus latihan lagi karena saingannya kan internasional," sambung Tamara.
Mencari Talent Unggul untuk Industri MICE Indonesia
Jeffrey Eugene, Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pameran dan Event Indonesia (Asperapi), mengatakan kegiatan itu sengaja digelar untuk mencari sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan industri MICE (meeting, incentive, conference, and exhibitions) di Indonesia. Ia menyatakan bahwa industrinya memerlukan banyak sekali event kreatif agar lebih berkembang.
"Event ini mudah-mudahan jadi salah satu upaya kita dari asosiasi maupun pemerintah untuk dorong talent-talent muda dari berbagai perguruan tinggi maupun di bidang pariwisata untuk ikut serta dalam kegiatan ini, sehingga talent ini bisa dimanfaatkan oleh industri atau pasar," katanya dalam sambutan.
Sementara, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf Vinsensius Jemadu menggarisbawahi dua hal terkait pengembangan industri MICE di dalam negeri. Pertama adalah investasi di SDM. "Ini sangat penting sekali, bukan saja terkait kontinyuitas. Jauh lebih dari itu, adalah sustain," katanya.
Ia menyebut investasi di SDM akan berdampak panjang. "Kita boleh kekurangan venue, infrastruktur, dan lain-lain, tetapi kalau kita kekurangan SDM yang mumpuni, yang handal, itu cost-nya sangat besar sekali."
Â
Advertisement
Target Jadi Destinasi MICE Dunia
Vinsensius mengatakan, SDM adalah modal penting untuk Indonesia yang menargetkan menjadi salah satu destinasi MICE dunia. Menggelar kompetisi menjadi salah satu upaya untuk mempersiapkan sumber daya yang handal.
Lewat kompetisi pula, ia mengatakan bahwa setiap finalis berkesempatan mendapatkan pengakuan atas kualitas, komitmen, dan kreativitas. Dengan begitu, mereka juga bisa mendapatkan 3C, yakni calibration, confidence, dan credibility.
"Begitu kita mendapatkan pengakuan, kita merasa mendapatkan kredibilitas dari manapun untuk memakai kita sebagai SDM yang andal dan bisa beri impact yang sangat signifikan terhadap kemajuan MICE," ucap Vinsensius.
The Indonesia MICE Youth Challenge 2024 yang digelar 29--30 Juli 2024 merupakan hasil kolaborasi antara Indonesia Exhibition Companies Association (IECA) dan Indonesia Congress and Convention Association (INCCA). Itu adalah kompetisi bagi mahasiswa di bidang MICE, bisnis, dan pariwisata untuk mengekspresikan kreativitas mereka dan menampilkan ide-ide inovatif untuk industri.
Lewat kompetisi tersebut, para mahasiswa bisa beradu ide seru untuk mengembangkan pasar Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition (MICE) di Indonesia. Di sisi lain, peserta juga bisa mendapatkan pengalaman industri dengan mengembangkan konsep, menguji coba bisnis, dan mengatur acara MICE.
Dinamika Industri MICE
Sementara, Ketua INCCA Iqbal Alan Abdullah menilai ada dinamika industri MICE dari konvensional menjadi digital. Untuk itu, dibutuhkan inovasi baru dari generasi muda untuk menjadi lebih unggul dan contoh bagi dunia.
"Industri MICE Indonesia membutuhkan inovasi dan pemikiran yang visioner. Sudah saatnya para mahasiswa mengeluarkan ada ide-ide ‘gilanya’ yang ada di isi kepalanya agar bisa menjawab kebutuhan pelaku industri untuk saat ini dan 10 tahun ke depan, sehingga Indonesia menjadi destinasi MICE unggulan di Asia," kata Iqbal.
Iqbal mengatakan bahwa kompetisi itu bertujuan untuk menciptakan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi agar mampu mengombinasikan penyelenggaraan event konvensional bersanding dengan teknologi terkini.
"Sehingga, para peserta dari luar negeri yang berhalangan hadir karena alasan suatu hal tetap tidak kehilangan momen, akan tetapi peserta tersebut tetap berbayar dengan menggunakan akses teknologi tertentu," urainya.
"Indonesia memiliki 36 Prodi MICE dan diharapkan masing-masing kampus mengirimkan perwakilannya lebih dari satu. Pemenangnya nanti akan kita sponsori untuk ikut kompetisi lagi di level Asia, hingga dunia," imbuhnya.
Advertisement