Liputan6.com, Jakarta - Video memperlihatkan diduga penganiayaan bocah dua tahun berinisial K di sebuah daycare di Cimanggis, Depok, Jawa Barat jadi viral di dunia maya. Peristiwa nahas itu dilaporkan terjadi pada 10 Juni 2024.
Selagi terus mengawal kasus ini, warganet saling mempertanyakan tips mencari tempat penitipan anak yang aman, supaya kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Menurut Montgomery Child Care Association yang berbasis di Amerika Serikat (AS), ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam memilih daycare, dikutip dari situs webnya, Rabu (31/7/2024).
Baca Juga
1. Riset
Langkah ini dilakukan dengan bicara pada orangtua lain, teman-teman Anda, bahkan dokter anak Anda. Jika tidak mengenal orangtua lain, Anda dapat bertanya pada orang yang Anda temui di taman bermain, di ruang tunggu dokter kandungan/ginekolog, atau di kelas ibu dan anak.
Advertisement
2. Interview
Hubungi tempat penitipan anak untuk mencari tahu lebih lanjut. Jika tidak dapat datang langsung ke tempat penitipan anak atau stafnya terasa tidak membantu, coretlah dari daftar pusat penitipan anak yang akan Anda kunjungi.
3. Jadwalkan kunjungan langsung
Setelah membuat daftar singkat, kunjungi pusat penitipan anak secara langsung untuk memastikannya memenuhi semua persyaratan. Setelah itu, percayalah pada kata hati Anda. Jika ada yang terasa salah bagi Anda, kemungkinan besar itu juga tidak baik untuk anak Anda. Bahkan cuma ada satu faktor yang meragukan, sebaiknya cari daycare lainnya.
4. Cek Referensi
Hubungi klien lama dari daycare tersebut untuk mengetahui seberapa puas mereka dan anak-anak mereka dengan layanan penitipan anak. Mungkin Anda tergoda memercayai surat rekomendasi yang diberikan penyedia, tapi jangan ditelan bulat-bulan. Surat rekomendasi itu mudah diubah, bahkan dipalsukan.
5. Perhatikan besaran kuota
Pengasuh dapat menghabiskan lebih banyak waktu dengan setiap anak jika kuotanya sedikit. Manfaat lain adalah membantu pekerja penitipan anak mengenal anak-anak lebih baik, membuat mereka merasa lebih aman.
6. Pelatihan pengasuh
Ketika sebuah tempat penitipan anak mempekerjakan orang yang pernah mengajar perkembangan anak usia dini, mereka tahu cara memastikan pelajaran sesuai usia dan perkembangan si kecil. Anda bisa mempertimbangkan daycare dengan program pendidikan yang mendorong para pemimpin dan stafnya meningkatkan keterampilan mereka.
7. Interaksi positif
Memperhatikan bagaimana pengasuh di tempat penitipan anak berbicara dengan anak-anak adalah penting. Anak-anak harus berada di tempat yang baik di mana pembelajaran terlihat menyenangkan dan alami.
Advertisement
8. Berlisensi
Fasilitas penitipan anak yang memenuhi persyaratan untuk lisensi dan sertifikasi menunjukkan mereka memiliki kapasitas dan keinginan memberi klien mereka perawatan yang lebih baik daripada rata-rata. Ini menunjukkan bahwa mereka memiliki standar yang tinggi dan hasil yang mendukungnya.
Sementara itu, terkait kasus dugaan penganiayaan anak di daycare Depok, Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana mengaku telah mengetahui informasi kasus tersebut. Polres Metro Depok mengaku sedang melakukan penyelidikan, lapor kanal News Liputan6.com, 31 Juli 2024.
"Sekarang masih pendalaman kasusnya," sebut Arya.
Kasus ini terungkap saat orangtua korban mendapati anaknya demam dan menemukan luka memar pada tubuh si kecil setelah dijemput dari daycare tersebut. Orangtua korban menemukan sejumlah luka terlihat, seperti bekas tusukan gunting, sehingga diduga adanya penganiayaan terhadap anak.
Kejadian tersebut tidak hanya dialami korban K, namun beberapa anak lain yang diduga mengalami kondisi serupa. Atas dugaan penganiayaan tersebut, orangtua korban telah membuat Laporan Polisi di Polres Metro Depok.
Kronologi Kejadian Diduga Penganiayaan
Adapun kronologi detail kejadian, korban diantar ke daycare pada 10 Juni 2024 sekitar pukul 07.00 WIB. Saat orangtua korban mengadukan adanya luka memar, pihak daycare membantah, dengan menyebut bahwa K tidak jatuh atau terkena benturan apapun.
Setelah mencari sejumlah informasi, terungkap K diduga mengalami tindak kekerasan dari salah satu guru. Dugaan tersebut diperkuat dengan bantuan sejumlah guru yang mengumpulkan bukti kekerasan yang terjadi pada K.
Terduga pelaku adalah MI, yang menurut rekaman CCTV, jelas melakukan tindak kekerasan tersebut. K didorong hingga jatuh, dipukul, ditendang, dan ditusuk dengan gunting.
K juga dikurung bersama satu anak lain yang masih bayi. K berupaya minta pertolongan untuk keluar ruangan dan berusaha mengangkat bayi tersebut untuk keluar bersamanya. Aksi K terhenti saat MI masuk dan melakukan penyiksaan terhadap K.
Adapun saat kejadian, semua guru diperintahkan untuk berada di kelas mengajar anak TK dan PG. MI diduga melakukan kekerasan lain, seperti melempari K dengan barang-barang, meneriaki, mencubit, memelototi, merendahkan, hingga mengabaikan.
Kejadian penyiksaan yang dilakukan MI disaksikan guru lain, namun MI mengintimidasi guru untuk tidak melapor pada orangtua. Dampak dari dugaan penganiayaan membuat korban mengalami trauma. K sering ketakutan dan merasa was-was, serta kerap menangis histeris saat melihat atau mendengar suara MI.
Â
Advertisement