Viral Wanita Temukan Sampah Plastik Masih Utuh Meski Berusia 20 Tahun

Video itu memperlihatkan sampah bungkus atau kemasan sachet minuman berenergi dengan kondisi yang masih utuh. Tulisan di sampah plastik itu juga masih terlihat jelas meski sedikit memudar.

oleh Henry diperbarui 17 Des 2024, 04:00 WIB
Diterbitkan 17 Des 2024, 04:00 WIB
Viral Wanita Temukan Sampah Plastik Masih Utuh Meski Berusia 20 Tahun
Viral Wanita Temukan Sampah Plastik Masih Utuh Meski Berusia 20 Tahun.  foto: TikTok @akakyanti.id

Liputan6.com, Jakarta - Sampah plastik termasuk salah satu limbah yang sulit terurai meski sudah bertahun-tahun lamanya. Hal ini lah yang membuat masyarakat mulai ramai menyuarakan pengurangan pemakaian plastik dengan mengurangi sampah yang bisa merusak alam.

Bukti sampah plastik sulit terurai ini pun diunggah seorang wanita di akun TikTok @akakyanti.id. Wanita ini mulanya tengah eksplor di salah satu hutan di Wonogori, Jawa Tengah. Ia pun tak sengaja menemukan sampah plastik dari produk minuman berenergi.

Tak disangka, sampah itu ternyata sudah sekitar 20 tahun berada di hutan tersebut.  "Gengs aku menemukan bungkus minuman suplemen ini. Tahu gak ini kapan kadaluwarsanya? April 2004," kata wanita itu, dalam unggahannya pada Minggu, 15 Desember 2024.

Video itu memerlihatkan sampah bungkus atau kemasan sachet minuman berenergi dengan kondisi yang masih utuh. Tulisan di bungkus tersebut juga masih terlihat jelas meski mulai sedikit memudar.

Wanita ini tak menyangka, sampah plastik yang kurang lebih sudah berusia 20 tahun itu masih utuh dan belum terurai. Ini membuktikan bahwa sampah plastik bisa berbahya untuk lingkungan.

"Artinya udah 20 tahun dan ini masih utuh. Intinya kalau ke hutan jangan lupa ya dibawa pulang sampahnya," kata wanita tersebut. Momen ditemukannya sampah plastik berusia 20 tahun itu viral dan membuat warganet mengingat betapa pentingnya mengurangi penggunaan plastik.

Mereka juga tak menyangka bahwa sampah plastik yang sudah bertahun-tahun terbuang masih utuh. Sampai berita ini ditulis, unggahan itu viral, sudah dilihat lebih dari 1 juta kali dan disukai lebih dari 27.8 ribu kali.

 

Setop Buang Sampah Sembarangan

Viral Wanita Temukan Sampah Plastik Masih Utuh Meski Berusia 20 Tahun.  foto: TikTok @akakyanti.id
Viral Wanita Temukan Sampah Plastik Masih Utuh Meski Berusia 20 Tahun. foto: TikTok @akakyanti.id

"Udah vintage banget," komentar seorang warganet.

"Gak nyangka itu udah 20 tahun lalu," sahut yang lain.

"20 tahun ga terurai.STOP BUANG SAMPAH SEMBARANGAN," tulis warganet lain.

"Itupun 2004 kadaluarsanya bisa jadi itu terkuburnya thn 2002😅" ujar warganet yang lain.

"Bukan cuma ke hutan… semua tempat harus diperlakukan dengan sama…😔😔😁😁😁," timpal warganet lainnya.

Sampah plastik dijelaskan berdampak luas terhadap krisis iklim. Jenis limbah ini tidak hanya mencemari daratan dan lautan, tapi juga berkontribusi pada emisi karbon. Laporan The Pew Charitable Trusts dan SYSTEMIQ (2020) dalam studi "Breaking the Plastic Wave" menyatakan bahwa tanpa intervensi, jumlah sampah plastik yang memasuki lautan bisa mencapai 29 juta metrik ton per tahun 2040.

Studi ini juga menyoroti bahwa polusi plastik laut akan meningkat tiga kali lipat dalam dua dekade jika tidak ada langkah signifikan untuk menguranginya. Sampah-sampah ini mengancam satwa laut, merusak ekosistem, dan pada akhirnya masuk dalam rantai makanan manusia.

Sedangkan studi oleh Travis P. Wagner (2017) memperkirakan masyarakat dunia membuang lima triliun sampah kantong plastik setiap tahunnya. Di Indonesia, kantong plastik juga masih jadi barang konsumsi sehari-hari. Data Making Oceans Plastic Free (2017) menyatakan bahwa rata-rata ada 182,7 miliar kantong plastik digunakan di Indonesia setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, bobot total sampah kantong plastik di Indonesia mencapai 1.278.900 ton per tahun.

Efek Buruk Sampah Plastik

Sampah Plastik Sekali Pakai
Parade monster plastik di Jakarta oleh Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI) 2024 untuk menggemakan bahaya sampah plastik sekali pakai. (dok. AMJI)

Para ilmuwan juga telah menemukan bukti untuk pertama kalinya bahwa mamalia laut dapat menghirup mikroplastik. Setidaknya itu menurut penelitian baru yang mendeteksi partikel berpotensi berbahaya dalam nafas lumba-lumba hidung botol di lepas pantai Louisiana dan Florida, Amerika Serikat (AS).

Melansir CNN, Minggu, 20 Oktober 2024, mikroplastik adalah potongan-potongan kecil plastik berukuran kurang dari lima milimeter yang telah dikaitkan dengan efek buruk pada kesehatan manusia dan hewan. Penelitian sebelumnya menemukan partikel-partikel kecil dalam jaringan mamalia laut melalui konsumsi, kemudian bergerak dari saluran pencernaan ke organ-organ lain.

Namun, penelitian baru yang diterbitkan pada Rabu, 16 Oktober 2024 di jurnal PLOS One adalah yang pertama kali mengeksplorasi inhalasi sebagai rute bagi cetacea untuk terpapar mikroplastik. "Kami menemukan bahwa lumba-lumba mungkin menghirup mikroplastik, meski mereka tinggal di daerah yang jauh dari aktivitas manusia yang tinggi," kata salah satu penulis utama Miranda Dziobak, seorang ilmuwan lingkungan dan instruktur kesehatan masyarakat di College of Charleston, South Carolina, AS.

Ia menyambung, "Hal ini menunjukkan bahwa partikel-partikel ini ada di mana-mana, terlepas dari urbanisasi dan pembangunan manusia." Mikroplastik yang terbawa udara telah ditemukan di seluruh dunia, bahkan di Kutub Utara dan lokasi terpencil lain.

Sementara itu, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Muhammad Reza Cordova memperingatkan bahwa mikroplastik sudah ditemukan di hampir semua ekosistem, mulai dari perairan hingga pegunungan dengan kelimpahan yang beragam.

Penyebaran Mikroplastik di Wilayah Asia Tenggara

Menanti Jamur dan Bakteri Potensial Pengurai Sampah Plastik
Ilustrasi botol plastik. (dok. Tanvi Sharma/Unsplash.com)

"Jadi di Indonesia itu memang seluruh bagian ekosistem mulai dari air, tanah, udara, air tawar, lautan terdalam, gunung tertinggi itu semua sudah terkontaminasi mikroplastik," kata Peneliti Pusat Riset Oseanografi BRIN Reza dalam diskusi daring BRIN mengutip Antara, Jumat, 4 Oktober 2024.

Dia menjelaskan mikroplastik di lingkungan sendiri merupakan hasil sampah plastik yang terdegradasi dan tidak dikelola dengan baik. Apakah dibuang secara sembarangan maupun hasil pengelolaan yang tidak tepat seperti dimusnahkan dengan proses pembakaran.

Kandungan mikroplastik yang bocor ke lingkungan dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui ikan atau hewan air lain yang dikonsumsi. Selain itu bisa juga lewat pernapasan dan paparan terhadap benda plastik yang mengalami proses pelapukan atau degradasi perlahan.

Menurutnya, 75 persen dari sampel biota air, tanah dan udara dari penelitian terkait mikroplastik sampai dengan 2024 memperlihatkan kandungan mikroplastik. Selain itu, permodelan penyebaran mikroplastik di permukaan air laut wilayah Asia Tenggara memperlihatkan bahwa semakin dekat dengan arah aktivitas penduduk maka semakin tinggi pula mikroplastik yang lepas ke lautan.

Meski jumlah penggunaan produk plastik Indonesia lebih rendah dibandingkan negara tetangga yakni sebesar 22,5 kilogram per kapita dan lebih sedikit dibandingkan Singapura lebih dari 100 kilogram dan Malaysia 80 kilogram, tapi atribusi sampah plastik yang bocor ke lautan diperkirakan lebih besar. Menurut Reza, hal itu terkait erat dengan pengelolaan sampah di Indonesia yang masih belum optimal, termasuk masih maraknya praktik pembakaran sampah secara terbuka oleh masyarakat.

 

Bahaya Sampah Plastik di Laut
Infografis bahaya sampah plastik di laut. (dok. TKN PSL)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya