Liputan6.com, Jakarta - Belum meratanya pembangunan akses air bersih yang layak di Indonesia masih menjadi tantangan sampai saat ini. Banyak daerah terpencil masih kesulitan mendapatkan pasokan air bersih. Salah satu contohnya adalah warga Desa Takarai, Kecamatan Botin Leobele, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kondisi ini sudah berlangsung selama puluhan tahun tanpa solusi yang memadai.
Warga Takarai harus menempuh perjalanan sejauh satu kilometer menuju sumber air. Perjalanan ini dilakukan dengan berjalan kaki sambil membawa jerigen. Jalan yang curam dan berbatu membuat perjalanan semakin sulit. Mereka harus melakukannya dua hingga empat kali sehari. Ini menjadi beban berat, terutama bagi anak-anak dan lansia.
Baca Juga
Sebagai alternatif, warga dapat membeli air bersih dari tangki. Harga per tangki berkisar antara Rp160.000 hingga Rp200.000. Namun, air tersebut hanya cukup untuk kebutuhan satu minggu. Pilihan ini tidak selalu bisa diambil karena mahal. Ditambah lagi, pendapatan rata-rata masyarakat di Desa Takarai sekitar Rp200.000 per bulan. Dengan penghasilan tersebut, membeli air bersih menjadi hal yang sulit.
Advertisement
Sebagian besar warga lebih memilih mengambil air langsung dari sumbernya. Meskipun terasa melelahkan, ini dianggap sebagai satu-satunya pilihan yang memungkinkan dan lebih realistis. Demi mengatasi permasalahan tersebut, Yayasan Solar Chapter Indonesia bekerja sama dengan warga Desa Takarai dan Trisula Corporation membangun sistem pompa air tenaga surya untuk menyediakan air bersih.
Proyek ini sukses diimplementasikan pada 7 sampai 12 Januari 2025 lalu berkat gotong royong semua pihak. Sejak 2017, Solar Chapter telah membangun 24 fasilitas air di Nusa Tenggara Timur. Pada 10 Januari, air pertama berhasil dipompa dan mengalir ke bak reservoir Desa Takarai, menjadi momen bersejarah bagi warga.
Sistem Pompa Air
“Untuk kegiatan beberapa hari ini, saya melihat kolaborasi yang luar biasa antara warga desa dan Solar Chapter, serta Trisula Corporation. Sangat menyejukkan melihat semangat masyarakat karena ada orang baru, dan semangat dari sisi Solar Chapter juga.” terang Yeremias Nana, Kepala Desa Takarai mengenai proses implementasi.
Sistem pompa air ini bisa mendistribusikan 40.000 liter air per hari. Tenaganya berasal dari 7 panel surya berkapasitas 550 watt-pik. Total output yang dihasilkan mencapai 3.850 watt-pik. Sistem ini didukung oleh Sans Power. Air dipompa lewat pipa Vinilon PN 10 sepanjang 900 meter ke desa, melayani 120 KK di Desa Takarai.
“Bahagia sekali bisa menyaksikan secara langsung kerja keras antara tim Solar Chapter bersama warga Takarai untuk menyukseskan proyek pembangunan fasilitas air di Desa Takarai. Puji Tuhan, proyek ini selesai dan Takarai akhirnya merdeka air dan air tersebut bisa mengalir sampai anak cucu,“ kata Jane Vieren perwakilan dari tim Solar Chapter. Mengusung slogan “Mengalir Sampai Anak Cucu,” proyek ini diharapkan memberi akses air bersih dan meningkatkan kesejahteraan warga Takarai, kini dan di masa depan.
“Berpartisipasi bersama Solar Chapter dalam implementasi di Desa Takarai ini jadi kisah yang sangat berkesan. Saya senang, semoga apa yang telah kita bangun bersama dapat memberikan dampak untuk Desa Takarai lebih baik sampai seterusnya,” pungkas Fathoni Nugrah Irkha selaku perwakilan dari Trisula Corporation yang ikut membantu jalannya implementasi.
Advertisement