Liputan6.com, Jakarta Menjelang bulan Ramadan, masyarakat Jawa, khususnya di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur, memiliki tradisi unik yang disebut Nyadran. Tradisi ini merupakan akulturasi budaya Jawa asli dan ajaran Islam yang telah berlangsung turun-temurun sejak abad ke-15.
Kata 'Nyadran' berasal dari kata Sansekerta 'sraddha' yang berarti keyakinan. Awalnya, tradisi ini mungkin berakar dari kepercayaan animisme dan ajaran Hindu-Buddha, namun kemudian dimanfaatkan oleh Wali Songo sebagai media dakwah Islam.
Advertisement
Baca Juga
Tujuan utama Nyadran adalah untuk mendoakan leluhur yang telah meninggal dunia sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada Tuhan atas segala anugerah-Nya. Tradisi ini juga mengandung makna simbolis tentang hubungan manusia dengan leluhur, sesama manusia, dan Tuhan.
Advertisement
Rangkaian Kegiatan Nyadran
Kegiatan Nyadran bervariasi di setiap daerah, namun secara umum meliputi:
1. Besik (Pembersihan Makam): Masyarakat secara gotong royong membersihkan makam leluhur dari rumput liar dan kotoran.
2. Kirab (Arak-arakan): Arak-arakan menuju lokasi upacara adat.
3. Ujub (Penyampaian Maksud): Pemangku adat menyampaikan maksud dan tujuan upacara Nyadran.
4. Doa Bersama: Doa bersama dipimpin oleh tokoh agama untuk mendoakan arwah leluhur.
5. Kembul Bujono/Tasyakuran (Makan Bersama): Masyarakat makan bersama dengan membawa hidangan tradisional masing-masing sebagai simbol kebersamaan dan syukur.
6. Ziarah Kubur: Menziarahi makam leluhur, menabur bunga, dan berdoa. Ini merupakan inti dari tradisi Nyadran.
7. Padusan (Mandi di Sungai): Di beberapa daerah, tradisi ini juga mencakup mandi di sungai sebagai simbol penyucian diri sebelum memasuki bulan Ramadan.
8. Membersihkan Lingkungan: Selain membersihkan makam, masyarakat juga membersihkan lingkungan sekitar sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
Advertisement
Perbedaan Nyadran dengan Ziarah Kubur
Meskipun Nyadran melibatkan ziarah kubur, namun Nyadran lebih dari sekadar ziarah biasa. Nyadran merupakan tradisi yang lebih komprehensif, melibatkan berbagai kegiatan sosial dan budaya, serta memiliki makna yang lebih luas, yaitu sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, mempererat tali silaturahmi, dan menyambut bulan Ramadan dengan penuh kesucian dan kebersamaan.
Ziarah kubur sendiri bisa dilakukan kapan saja, sedangkan Nyadran dilakukan pada bulan Ruwah (kalender Jawa) atau Sya'ban (kalender Hijriyah), menjelang Ramadan.
Nama Lain Nyadran
Tradisi Nyadran dikenal dengan berbagai nama di berbagai daerah, seperti Sadranan (Temanggung, Boyolali), Manganan atau Sedekah Bumi (Jawa Timur).
Tradisi Nyadran merupakan warisan budaya Jawa yang kaya makna dan sarat nilai-nilai luhur. Tradisi ini tidak hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan sosial, melestarikan budaya gotong royong, dan menyambut bulan Ramadan dengan penuh khidmat dan kebersamaan. Sebagai warisan budaya, Nyadran patut dilestarikan agar tetap hidup dan menjadi bagian penting dari identitas budaya Jawa.
Advertisement
Pertanyaan Seputar Topik
Apa itu tradisi Nyadran dalam masyarakat Jawa?
Nyadran adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa menjelang bulan Ramadan. Tradisi ini melibatkan doa bersama, ziarah ke makam keluarga atau leluhur, serta memberikan sesaji. Tujuan dari Nyadran adalah untuk memohon berkah, keselamatan, serta sebagai bentuk silaturahmi dan penghormatan terhadap arwah leluhur.
Kapan tradisi Nyadran biasanya dilaksanakan?
Tradisi Nyadran umumnya dilaksanakan pada bulan Ruwah, yang merupakan bulan menjelang Ramadan dalam kalender Jawa. Biasanya, kegiatan ini dilakukan dalam beberapa hari terakhir sebelum bulan puasa dimulai, sebagai bentuk persiapan spiritual.
Apa tujuan utama dari tradisi Nyadran?
Nyadran memiliki beberapa tujuan, di antaranya adalah untuk mempererat silaturahmi antar keluarga dan masyarakat, memohon keberkahan dan keselamatan, serta sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah meninggal. Selain itu, Nyadran juga dianggap sebagai cara untuk menyucikan diri sebelum memasuki bulan Ramadan.
Apa saja kegiatan yang dilakukan selama tradisi Nyadran?
Selama Nyadran, masyarakat biasanya mengadakan ziarah ke makam keluarga atau leluhur, membawa bunga, air bunga, serta makanan sebagai sesaji. Selain itu, mereka juga mengadakan doa bersama untuk memohon keselamatan dan keberkahan. Kegiatan ini seringkali diikuti dengan pertemuan keluarga besar dan makan bersama.
