Liputan6.com, Jakarta - Sudah lama sejak daun kelor dikenal memiliki berbagai manfaat kesehatan. Rempah bernama latin Moringa oleifera ini memiliki sifat antioksidan dan antiperadangan.
Melansir Medical News Today, Rabu, 5 Februari 2025, daun kelor mengandung banyak senyawa penting, seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin C, kalsium, kaliumzat besi, magnesium, dan fosfor. Daun kelor juga rendah lemak dan tidak mengandung kolesterol berbahaya.
Advertisement
Menambahkan daun kelor ke dalam resep harian tidak hanya meningkatkan profil nutrisi, tapi juga memperkenalkan rasa yang lembut dan bersahaja yang melengkapi berbagai macam hidangan. Salah satunya, daun kelor umum dijadikan teh.
Advertisement
Cara membuatnya, rangkum Times of India, seduh satu sendok teh daun kelor kering dalam 150 ml air panas selama 5--7 menit. Saring dan tambahkan irisan lemon atau sedikit madu sesuai selera. Teh herbal ini tidak hanya memberi rasa yang lembut, namun juga tambahan antioksidan dan nutrisi penting.
Salah satunya, daun kelor dapat membantu mengobati beberapa gangguan lambung. Di antaranya, daun kelor dapat membantu mencegah kanker usus besar. Lalu, daun kelor telah menunjukkan efek pencahar, menjadikannya sebagai pilihan untuk mengatasi sembelit.
Daun kelor dapat mengurangi sekresi asam lambung, sehingga menunjukkan dapat mencegah tukak lambung. Daun kelor juga dapat membantu mencegah kolitis ulseratif karena efek anti-inflamasinya dapat melindungi sistem pencernaan dari kerusakan.
Namun, penelitian tentang manfaat daun kelor seluruhnya baru dilakukan pada hewan. Karena itu, temuan tersebut mungkin tidak berlaku untuk manusia, dan diperlukan lebih banyak studi klinis.
Menyembuhkan Luka
Tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan lambung, sebuah studi laboratorium menunjukkan bahwa daun kelor dapat membantu menyembuhkan luka kulit lebih cepat. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengurangi stres oksidatif.
Di penelitian lainnya, daun kelor dipercaya dapat membantu melindungi hati dari penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD). Dalam satu studi laboratorium, para peneliti menemukan senyawa dalam kelor yang dapat bermanfaat untuk penyakit ini.
Salah satu senyawa ini mengurangi penumpukan lemak dalam sel hati dan meningkatkan aktivitas protein yang memecah lemak. Namun, studi ini tidak dilakukan secara langsung pada manusia. Maka itu, diperlukan lebih banyak penelitian sebelum kita dapat secara definitif mengklaim bahwa kelor melindungi hati manusia.
Daun kelor juga dapat membantu mencegah kanker karena mengandung niazimicin, senyawa yang menghambat perkembangan sel kanker. Menurut beberapa ilmuwan, ekstrak daun kelor mungkin memiliki khasiat yang dapat membunuh sel kanker.
Jika penelitian lebih lanjut mengonfirmasi hal ini, khasiat tersebut dapat terbukti bermanfaat dalam mengobati kanker payudara, hati, kolorektal, dan kanker lainnya. Namun, penelitian yang lebih rinci diperlukan untuk memahami cara kerjanya di tingkat sel.
Advertisement
Mengelola Tekanan Darah
Ekstrak daun kelor juga dapat bermanfaat bagi penderita diabetes. Kandungannya dapat membantu mengelola kadar gula darah dan insulin, serta melindungi dari kerusakan organ. Khasiatnya dapat membantu mencegah komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit.
Meski demikian, penelitian terbaru menunjukkan bahwa hal ini mungkin tidak akurat. Para peneliti menyelidiki bagaimana daun kelor memengaruhi kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol pada 40 orang dengan diabetes tipe 2. Meski para ilmuwan mengamati beberapa perubahan setelah peserta mengonsumsi daun kelor, itu masih sangat minimal.
Pada akhirnya, penelitian yang lebih komprehensif dan lebih besar diperlukan untuk memastikan efektivitas daun kelor dalam mengelola diabetes. Daun kelor juga mengandung zat yang dapat membantu mengelola tekanan darah.
Dalam sebuah studi tahun 2021, sekelompok peserta yang sehat mengonsumsi 120 gram daun kelor yang dimasak selama seminggu, sementara kelompok lain tidak. Dua jam setelah makan, mereka yang mengonsumsi daun kelor memiliki tekanan darah lebih rendah daripada mereka yang tidak.
Namun, penulis mengakui bahwa uji coba manusia lebih lanjut diperlukan untuk memastikan efektivitas dan keamanan kelor dalam mengelola penyakit kardiovaskular.
Efek Samping Daun Kelor
Daun kelor dapat menimbulkan efek samping, termasuk masalah pencernaan, iritasi kulit, dan interaksi dengan obat-obatan tertentu. Efek samping kelor lebih mungkin terjadi jika dikonsumsi dalam jumlah banyak atau dalam jangka waktu lama.
Masalah pencernaan, seperti sakit perut, kembung, diare, mual, dan nyeri ulu hati jadi beberapa efek samping konsumsi daun kelor. Selain, bisa juga menyebabkan iritasi kulit berupa ruam, urtikaria, dan sindrom Stevens–Johnson.
Efek samping lainnya, yakni menyebabkan tekanan darah rendah, detak jantung lambat, kontraksi rahim, mutasi sel, gangguan kesuburan, batu ginjal, dan gangguan pernapasan. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi daun kelor secara rutin, terutama jika Anda memiliki riwayat batu ginjal atau sedang mengonsumsi obat untuk diabetes atau penyakit lainnya.
Sebagai catatan, produk yang mengandung daun kelor dapat digunakan hingga enam bulan. Ini harus diperhatikan, terutama bila Anda membeli daun kelor kering yang telah dikemas sedemikian rupa di supermarket.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)