Liputan6.com, Jakarta - Setiap tahun biaya pendidikan terus bertambah, bahkan persentasenya naik hingga 10-15 persen. Pengelolaan keuangan menjadi salah satu kunci untuk bisa memenuhi kebutuhan masa depan anak, hal ini dirasakan oleh artis yang juga presenter Ersa Mayori.
"Saat ini anak-anak saya sudah cukup besar, yang pertama usianya 21 tahun dan yang kedua sudah kelas 2 SMA, jadi PR mengelola keuangan tidak sebanyak dulu," ungkap Ersa Mayori dalam press conference Perencanaan Keuangan bersama Zurich di kawasan Jakarta Selatan, Selasa, 11 Februari 2025.
Tapi satu hal yang menurut Juara I Gadis Sampul 1993 tersebut adalah investasi dan pengelolaan keuangan sebaiknya dilakukan sesegera mungkin untuk mempersiapkan kebutuhan di masa depan. Terlebih, menurutnya saat seseorang sudah berkeluarga karena sudah memiliki tanggung jawab.
Advertisement
Dari pengalamannya pribadi, Ersa mengatakan bahwa kesadaran untuk memulai perencanaan dana pendidikan telah ada sejak ia hamil anak kedua. Meski terbilang masih lama dalam hitungan enam atau sepuluh tahun lagi, tapi hal pertama yang ia khawatirkan saat itu adalah kebutuhan masuk sekolah selalu naik setiap tahun.
Selain itu ia juga menilai bahwa dana pendidikan sudah bisa terukur kapan waktunya dibutuhkan dan bisa direncanakan jauh-jauh hari. Hal ini juga merupakan bentuk cinta dan tanggung jawab sebagai orangtua.
Selain mengatur dana pendidikan, Elsa juga mengaku pernah mengalami kejadian tidak terduga seperti saat harus menolong orangtuanya yang sakit. "Dana darurat, dana pendidikan, dana pensiun harus dipersiapkan. Kita tinggal memilih instrumen-instrumennya yang sesuai dengan kita," katanya.
Dana Pendidikan Perlu Dipersiapkan Sejak Awal
Karena itu Ersa menyarankan untuk berinvestasi sejak awal, tanpa harus merasa mampu dulu karena jika menunggu maka tidak akan memulai. Untuk bisa mengatur dana yang disisihkan sebagai investasi masa depan, misalnya mengambil premi asuransi atau bentuk lain, ia mengatakan sebagai istri harus pintar mengalokasikannya.
"Ada pengeluaran bulanan, tahunan yang sudah terukur, saat anak-anak masuk sekolah misalnya jadi sebaiknya mungkin kita menyesuaikan kebutuhan kita," bebernya.
Kemudian jika kebutuhan dana tersebut kurang dari tiga tahun, maka bentuk investasinya jangan yang hanya bisa dicairkan dalam jangka panjang. "Penting untuk mengobrol dengan suami dan kita commit (melakukan) untuk tujuan-tujuan tersebut," cetusnya.
Ersa menambahkan bahwa situasi ekonomi yang fluktuatif semakin menegaskan perlunyaperencanaan keuangan yang tepat. Hal ini mencakup kebutuhan jangka panjang sepertipendidikan anak dan dana pensiun. Sebagai bagian dari rencananya untuk masa depan, Ersajuga tengah mewujudkan impiannya dengan melanjutkan pendidikan S2.
Advertisement
Penetrasi Asuransi di Indonesia Masih Rendah
Di kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Zurich Topas Life, Richard Ferryanto mengatakan, kesadaran masyarakat Indonesia untuk memiliki asuransi masih terbilang rendah yakni sekitar lima persen. Namun, faktanya inflasi dan dana pendidikan yang naik setiap tahun perlu diantisipasi.
Ia pun menyarankan agar tidak menunggu sampai sangat mampu untuk membeli asuransi, sebab sebenarnya setiap orang bisa memilih produk asuransi yang sesuai dengan kemampuannya. "Jangan baru memiliki dana yang cukup tapi harus segera. Kenapa? Karena inflasi itu ada dan semua itu karena sistem pendidikan semakin maju," jelasnya.
Rendahnya penetrasi masyarakat Indonesia untuk membeli produk asuransi menurutnya terkait edukasi literasi asuransi. Edukasi diperlukan agar pengetahuan masyarakat soal asuransi bisa sama dengan produk perbankan lainnya.
Ia pun menyebut bahwa perusahaan asuransi di Indonesia cukup banyak, sekitar 50 dengan produk unik dan segmen tertentu. Karenanya sebagai orang yang bergerak di bidang asuransi, Richard menilai orang harus menyadari pentingnya memiliki asuransi karena sejak awal bekerja saja sudah memiliki risiko.
Saat ini produk asuransi pun masih cenderung tradisional seperti yang menawarkan produk jaminan kesehatan. Hal ini terkait dengan permintaan untuk jenis asuransi tersebut memang paling banyak kebutuhannya.
Memahami Tentang Asuransi
Asuransi adalah sebuah mekanisme perlindungan finansial yang dirancang untuk mengurangi risiko kerugian akibat peristiwa tidak terduga. Pada dasarnya, asuransi merupakan perjanjian antara dua pihak - perusahaan asuransi (penanggung) dan pemegang polis (tertanggung) - di mana penanggung berkomitmen untuk memberikan kompensasi finansial kepada tertanggung jika terjadi peristiwa yang diasuransikan.
Dalam konteks hukum Indonesia, definisi asuransi diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian. Konsep asuransi didasarkan pada prinsip berbagi risiko di antara sekelompok besar individu atau entitas.
Dengan membayar premi secara berkala, pemegang polis berkontribusi pada dana bersama yang dikelola oleh perusahaan asuransi. Dana ini kemudian digunakan untuk membayar klaim ketika salah satu anggota kelompok mengalami kerugian yang diasuransikan.
Asuransi berfungsi sebagai jaring pengaman finansial, membantu individu dan bisnis mengelola ketidakpastian dan melindungi diri dari dampak finansial peristiwa yang merugikan. Dengan mentransfer risiko ke perusahaan asuransi, pemegang polis dapat memiliki ketenangan pikiran dan stabilitas keuangan yang lebih besar.
Advertisement
