Paras Antea Putri Turk Cicit Buyut Keluarga WR Supratman Saat Perkenalkan Lagu Pertama Ciptaan Kakek Buyutnya Bikin Salah Fokus

Lirik lagu pertama WR Supratman, Indonesia Tjantik, baru ditemukan pada Oktober 2023, dan dilengkapi dengan pembuatan melodi oleh Antea Putri Turk.

oleh Asnida Riani Diperbarui 12 Mar 2025, 13:00 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2025, 13:00 WIB
Antea Putri Turk
Antea Putri Turk cicit buyut keluarga WR Supratman. (dok. tangkapan layar video Instagram @anteaturk)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Video cicit keluarga WR Supratman, Antea Putri Turk, memperkenalkan lagu pertama yang diciptakan kakek buyutnya, "Indonesia Tjantik," wara-wiri di media sosial, Selasa, 11 Maret 2025. Sebagai bentuk apresiasi, gadis remaja itu membagikan ulang sejumlah ulasan mengenai videonya di unggahan Instagram Story-nya.

Rekaman tersebut dibagikan Antea dalam rangka perayaan Hari Musik Nasional yang jatuh setiap 9 Maret. "Tanggal 9 Maret dipilih berdasarkan tanggal lahir WR Supratman, 9 Maret 1903, di Jatinegara, Batavia," ungkapnya di rekaman yang dibagikan ulang sejumlah akun lintas media sosial.

Lagu yang diperkenalkan Antea diciptakan sang pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya itu pada 1924. "Ketika beliau berusia 21 tahun," imbuhnya. "Lagu ini baru ditemukan, dan itu hanya liriknya saja. Saya telah membuat melodi yang sesuai dengan zaman itu, era Hindia Belanda."

Antea Putri Turk, yang di video memakai atasan merah mirip potongan kebaya lengan pendek berpadu bros emas di bagian tengah, langsung tampil menyanyikan lagu tersebut. Lirik yang dinyanyikannya berbunyi:

"Banyak bangsa putih, merah, dari Amerika atau Eropa.

Tentu memuji senang pada Tanah Air kita.

Apa pula pengarang, acap kali mereka berkata.

Dari jauh datang kemari, perlu menggambar lanskap tanah kami.

Guru dan pelancongan, terlalu banyak jumlahnya pemandangan tiada bosan.

Tahukah tuan apa sebabnya?

Dalam surat-surat kabar, lanskap Indonesia pun tergambar.

Bangsa asing dan Bumi, memuji dan menyairkan, berkelapakan hiduplah Indonesia.

Banyak gunung yang berapi, timbulah di Indonesia kami.

Juga bukit dan lembah. Banyak danau, serta sungai.

Sedang kerbau di sawah membawa pemandangan yang permai."

 

Promosi 1

Pujian Warganet

6 Potret Antea Turk, Kenalkan Lagu Pertama Ciptaan WR Supratman Tahun 1924
Potret Antea Turk, cicit buyut keluarga WR Supratman. (sumber: Instagram/anteaturk)... Selengkapnya

Di kolom komentar, selain memuji merdu suara Antea Putri Turk, tidak sedikit pula yang salah fokus pada parasnya. "Sekilas mirip Pevita," kata seorang warganet, sementara yang lain berkomentar, "Mungkin karena rambutnya ya. Antea jadi mirip Pevita."

Beberapa mengagumi lirik yang ditulis WR Supratman. "WR Supratman sedemikian cerdas dan pandai berlirik, menciptakan lagu di era itu," tulis pengguna berbeda. "Ini harta karun! Melodinya juga sesuai sama lirik lagunya," yang lain memuji.

Keluarga WR Supratman sudah jadi pemberitaan dari waktu ke waktu. Cucu Ngadini Soepratini, yang merupakan kakak WR Supratman, Endang Wahyuningsih Josoprawiro, misalnya, sempat menceritakan sejarah proses terciptanya lagu kebangsaan "Indonesia Raya."

Hal ini disampaikan Endang dalam talkshow bertajuk Memaknai Hari Musik Nasional 2025 dengan Semangat Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, di Plaza Insan Berprestasi, Jakarta Pusat, Minggu, 9 Maret 2025, lapor kanal News Liputan6.com.

"Beberapa tahun sebelumnya, (WR Supratman) diminta membuat lagu kebangsaan sebagai persiapan menuju kemerdekaan Indonesia. Proses WR buat lagu itu cukup lama, setahun sampai dua tahun, (proses pembuatan) mulai tahun 1924," kata Endang.

3 Stanza Indonesia Raya yang Penuh Makna

Menilik Sejarah Indonesia di Museum Sumpah Pemuda
Sejumlah pelajar melihat biola milik WR. Supratman saat menciptakan lagu Indonesia Raya yang juga dikumandangkan saat kongres Sumpah Pemuda, Jakarta, Rabu (29/10/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Endang menyebut, kisah pembuatan lagu kebangsaan Indonesia terangkum dalam surat yang ditulis Rukiyem, kakak kandung WR Supratman. Lagu "Indonesia Raya," sebagaimana diketahui, memiliki tiga stanza dengan makna yang mendalam di setiap bagiannya.

"Stanza pertama itu adalah perkenalan Indonesia, dengan semua kelebihan Tanah Air yang kaya, subur, dan stanza kedua itu adalah doa, doa agar Indonesia bisa merdeka," kata Endang. "Kemudian stanza ketiga itu adalah janji sakti, kita harus bisa merdeka."

Endang mengaku terharu ketika mendengar alunan lagu "Indonesia Raya" dikumandangkan, baik hanya satu stanza maupun tiga stanza. "Kalau Bapak Ibu mendengarkan atau menyanyikan lagu 'Indonesia Raya,' pasti ada rasa terharu, sedikit menitikan air mata. Apalagi kalau seandainya tiga stanza ini dinyanyikan berbarengan. Itu lebih mendalam lagi rasanya," tutur Endang.

Kemudian pada 2023, dengan semangat mengembalikan selebrasi Hari Pahlawan ke hakikatnya, Yayasan WR Supratman mempersembahkan album perdana pahlawan nasional bernama lengkap Wage Rudolf Supratman itu dalam sebuah konser di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Jakarta Pusat, Jumat, 10 November 2023.

Peluncuran Album Perdana WR Supratman

Peluncuran Album Perdana WR Supratman
Konser peluncuran album perdana pahlawan nasional WR Supratman di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta Pusat, 10 November 2023. (dok. Biro Komunikasi Kemenparkraf)... Selengkapnya

Pesannya kian spesial karena Antea Putri Turk jadi salah satu penampil kala itu. "Malam ini total ada 12 lagu yang dipersembahkan," sebut Ketua Umum Yayasan WR Supratman, sekaligus cucu Gijem Soepratinah yang merupakan adik kandung WR Supratman, Budi Harry, saat jumpa pers sebelum konser, Jumat.

Mengumpulkan belasan lagu ini bukan perkara mudah. Wakil Ketua Umum Yayasan WR Supratman dan cicit kakak kandung WR Soepratman, Endang Wahyuningsih Josoprawiro Turk, menyebut, "Sebenarnya ada 15 lagu yang ditulis WR Supratman, tapi tiga lagi tidak ketemu, padahal kami sudah cari sampai ke Belanda (bekerja sama dengan pakar di sana)."

Ketiga lagu yang disebutkan di literatur, namun tidak ditemukan lirik dan melodinya, sambung ibunda Antea, berjudul "Bangunlah Hai Kawan," "Pandu Indonesia," dan "Bendera Kita Merah Putih." Dua belas sisanya pun ditemukan tidak dalam "keadaan utuh." 

"Indonesia Tjantik," misalnya. Ketua Harian Yayasan WR Supratman, Dr Dario Turk, bercerita bahwa sekitar Oktober 2023, seorang kurator Museum Sumpah Pemuda bernama Eko memberikan tulisan panjang karya WR Supratman berjudul "Indonesia Tjantik" dari tahun 1930-an.

"Itu sepertinya bukan lagu karena tulisannya panjang. Mungkin sajak," sebut dia menduga. "Setelah itu, saya minta Antea (putrinya) untuk membuatkan melodi dan tulisan itu jadi liriknya. Sekarang Antea sudah terdaftar (HaKI) sebagai penulis melodi lagu tersebut."

Infografis Macam-Macam Alat Musik Tradisional
Infografis Macam-Macam Alat Musik Tradisional. (Liputan6.com/Triyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya