Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang tahun 2025, sudah terjadi sekitar sembilan insiden kebakaran besar di Jakarta. Beberapa di antaranya melanda pusat perdagangan seperti Glodok Plaza, dan baru-baru ini terjadi di Pasar Poncol. Kebakaran juga melanda kawasan permukiman padat di Kemayoran Gempol, Pondok Bambu, dan Mangga Dua Selatan.
Situasi itu sampai memaksa ratusan warga kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran yang dipicu korsleting listrik. Selain menghancurkan properti, kebakaran juga melanda fasilitas publik dan perkantoran. Kebakaran bukan hanya menyebabkan kerugian material, tetapi juga menyisakan dampak kesehatan yang kerap tidak disadari.
Asap yang dihasilkan dari kebakaran bisa berbahaya bagi tubuh, bahkan dalam jangka panjang. Kenali lima efeknya agar kamu bisa lebih waspada!
Advertisement
1. Gangguan Pernapasan Akut
Asap kebakaran mengandung berbagai zat berbahaya, termasuk karbon monoksida dan partikel halus yang bisa masuk ke dalam paru-paru. Menurut American Lung Association, paparan asap dalam jangka pendek dapat menyebabkan batuk, sesak napas, hingga iritasi tenggorokan. Pada penderita asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kondisi ini bisa semakin parah.
2. Kerusakan Paru-Paru Jangka Panjang
Paparan asap dalam waktu lama berisiko menyebabkan penurunan fungsi paru-paru. Studi dari Environmental Health Perspectives menunjukkan bahwa menghirup partikel halus dari asap kebakaran bisa meningkatkan risiko penyakit paru-paru kronis seperti bronkitis dan emfisema. Ini menjadi ancaman serius, terutama bagi anak-anak dan lansia.
3. Peningkatan Risiko Penyakit Kardiovaskular
Bukan hanya paru-paru yang terkena dampak, asap kebakaran juga bisa memicu gangguan pada jantung. Menurut penelitian dari American Heart Association, paparan polusi udara dari kebakaran dapat meningkatkan tekanan darah dan mempercepat risiko serangan jantung, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung.
4. Gangguan pada Mata dan Kulit
Asap kebakaran tidak hanya merusak sistem pernapasan, tetapi juga bisa menyebabkan iritasi mata dan kulit. Kandungan zat kimia dalam asap dapat membuat mata perih, berair, dan memerah. Sementara itu, partikel halus yang menempel pada kulit dapat menyebabkan alergi dan ruam, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif.
Â
Â
5. Penurunan Sistem Kekebalan Tubuh
Asap kebakaran mengandung toksin yang dapat melemahkan sistem imun tubuh. Paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan atas, seperti pneumonia dan bronkitis. Menurut studi dari National Institutes of Health (NIH), paparan polusi udara yang berkepanjangan dapat menghambat respons imun tubuh dalam melawan infeksi.
Mengurangi paparan asap kebakaran di dalam rumah menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan keluarga. Terutama bagi warga Jakarta yang kerap menghadapi risiko kebakaran di area permukiman dan perkantoran, memiliki udara bersih di dalam rumah bisa menjadi solusi terbaik agar tubuh tetap sehat. Salah satu cara efektif untuk melindungi diri adalah dengan menggunakan air purifier seperti Levoit Everest Air.
Alat ini mampu menyaring 99,97% partikel asap sekecil 0,1 mikron, sekaligus menyebarkan udara dingin agar rumah tetap nyaman meski Jakarta sedang dilanda polusi. Dengan teknologi canggihnya, Levoit Everest Air dapat membantu mengurangi dampak buruk asap kebakaran yang bisa masuk ke dalam rumah tanpa disadari.
Keunggulan lainnya, Levoit Everest Air hadir dengan garansi sampai lima tahun, sehingga kamu tidak perlu khawatir soal kualitas dan daya tahannya. Dengan melindungi udara dalam rumah, kamu bisa bernapas lebih lega dan terhindar dari efek berbahaya asap kebakaran. Dengan semakin meningkatnya risiko kebakaran di Jakarta, menjaga kualitas udara di rumah menjadi langkah penting agar kamu dan keluarga tetap sehat dan nyaman.
Â
Advertisement
