Material Menyembur, Gunung Slamet Tambah Semok dan Tinggi

"Bawa turis. Supaya nonton semburan api. Selama mereka di luar 4 km, waras wiris (aman)," papar Mbah Rono panggilan akrab Surono di BPPTKG.

oleh Yanuar H diperbarui 02 Mei 2014, 15:31 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2014, 15:31 WIB
aktivitas gunung slamet - Lip6 Pagi
Asap mengepul di puncak Gunung Slamet saat terjadi letusan terlihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng. (ANTAR FOTO/Oky Lukmansyah)

Liputan6.com, Yogyakarta - Status Gunung Slamet naik menjadi siaga. Terkait hal itu, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Surono meminta warganya agar tetap tenang.

Surono menganggap, aktifitas Gunung Slamet masih terdeteksi hingga saat ini. Aktifitas gunung yang melemparkan material masih dalam jarak di bawah 4 Km. Bahkan saat ini Surono menyebut Gunung Slamet menjadi semakin semok --padat berisi-- dan tinggi karena muntahan materialnya.

"Slamet memberikan keselamatan di sekitarnya. Letusannya ya gitu-gitu aja. Materialnya tersembur ke badannya. Akhirnya Slamet jadi Semok dan tinggi," kata Mbah Rono panggilan akrab Surono di kantor BPPTKG, Jumat (02/05/2014).

Menurutnya, aktifitas Gunung Slamet hingga saat ini masih dalam pemantauan. Ia berharap agar pantauan analisa tentang Gunung Slamet tidak salah. Namun ia meyakini aktifitas di atas 4 km dari gunung itu masih dalam kondisi aman. Bahkan, fenomena alam ini bisa menjadi tontonan yang bagus bagi para turis.

"Bawa turis. Supaya nonton semburan api. Selama mereka di luar 4 km, waras wiris (aman). Paling material termuntahkan mudah-mudahan tidak besar dan mencurigakan jadi besar. Kalo tiba-tiba high explosive saya tidak tahu ya. Tapi tanda-tandanya tidak ada. Paling material jatuh di sekitarnya. Kedengaran sampai Batu Raden itu nggak apa apalah," paparnya.

Sambung Surono, ia menyebut bahwa aktifitas Slamet nantinya akan membawa berkah tersendiri bagi warga di sekitarnya.

"5 Kabupaten bergantung pada berkah Slamet. Nggak usah mengeluh. Amanlah. Selama mereka nggak jogetan dalam radius 4 km. Nggak ada material ngejar-ngejar sampai Batu Raden, itu nggak ada," pungkas Mbah Rono. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya