Liputan6.com, Gorontalo - Perayaan Lebaran Ketupat di berbagai wilayah Gorontalo berlangsung meriah, dipenuhi semangat kebersamaan dan kekeluargaan antarwarga.
Tradisi yang digelar setiap 7 Syawal ini menjadi bagian penting dari budaya silaturahmi yang terus dilestarikan oleh masyarakat tanah serambi Madinah.
Baca Juga
Berbeda dari perayaan Idul Fitri yang lebih bersifat religius dan formal, Lebaran Ketupat di Gorontalo diwarnai suasana riang gembira.
Advertisement
Berbagai lomba rakyat seperti balap karung, lomba makan kerupuk, hingga panjat pinang, yang digelar di ruang terbuka dan melibatkan seluruh warga masyarakat.
Menariknya, sebelum rangkaian lomba dimulai, warga biasanya berkumpul di depan masjid untuk melaksanakan doa bersama sebagai ungkapan syukur atas nikmat Ramadan dan Idulfitri yang telah dilalui.
Seusai doa, masyarakat saling berbagi hidangan khas yang disiapkan secara sukarela oleh warga, menciptakan suasana kebersamaan yang hangat dan penuh keakraban.
"Kalau di Jawa, lomba seperti ini biasanya digelar saat Hari Kemerdekaan. Tapi di Gorontalo, justru menjadi bagian dari tradisi 7 Syawal," kata Jabir, warga Kecamatan Suwawa yang turut serta dalam perayaan.
Menurut Jabir, tradisi Lebaran Ketupat juga menjadi ajang silaturahmi setelah sepekan merayakan Idulfitri di rumah masing-masing.
"Setelah saling bermaaf-maafan saat lebaran, kami kembali berkumpul di acara ini untuk mempererat hubungan antarwarga," ujarnya.
Lomba-lomba digelar secara sederhana namun penuh semangat. Anak-anak hingga orang dewasa tampak antusias mengikuti berbagai kegiatan, disambut sorak-sorai dari penonton yang memadati area masjid atau lapangan setempat.
Selain itu, kegiatan ini juga diramaikan dengan santap kuliner lokal, pertunjukan musik tradisional, serta pembagian hadiah untuk para pemenang lomba.
Penyelenggara menyebutkan bahwa acara ini sepenuhnya didukung oleh masyarakat dan pemerintah desa setempat. Lebaran Ketupat di Gorontalo bukan sekadar perayaan, tetapi juga merupakan manifestasi budaya gotong royong dan penghormatan terhadap nilai-nilai kebersamaan.
"Tradisi ini memperkuat silaturahmi dan menjadi salah satu daya tarik sosial yang unik di Provinsi Gorontalo," ia menandaskan.