Jalur Puncak Macet, Calo Jalan 'Tikus' Raup Untung Ratusan Ribu

Meskipun sudah diberlakukan satu jalur dari Arah Jakarta Menuju Puncak, kemacetan panjang masih terjadi mulai dari pintu keluar tol Ciawi.

oleh Bima Firmansyah diperbarui 30 Jul 2014, 11:19 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2014, 11:19 WIB
Lalu-Lintas-puncak-lip-pagi-140528
(Antara/Jafkhairi)

Liputan6.com, Bogor - Meskipun sudah diberlakukan satu jalur dari Arah Jakarta Menuju Puncak, kemacetan panjang masih terjadi mulai dari pintu keluar tol Ciawi menuju Simpang Gadog. Kebanyakan antrean didominasi kendaraan plat B.

Melihat kondisi itu, warga sekitar berinisiatif menjajakan jasa dengan menunjukkan jalan alternatif atau jalan tikus menuju Puncak dengan menjadi calo dadakan. Ternyata, keberadaan mereka menarik minat para pengendara yang ingin cepat sampai ke tempat tujuan wisata mereka.

Para calo yang kebanyakan merupakan warga sekitar jalan tol mengarahkan para pengendara untuk melintasi jalan alternatif seperti melalui Desa Pasir Muncang.

Salah seorang calo Kusnandar mengatakan, dalam sehari ia bisa mengumpulkan uang sebesar Rp 200 ribu. Saat libur panjang adalah ladang emas bagi warga Kelurahan Katulampa itu.

"Saya sehari-hari ngojek motor, tapi kalau lagi libur panjang gini jadi calo, soalnya penghasilannya lumayan," ungkapnya, Rabu (30/7/2014).

Kusnandar mengaku, ia memasang tarif minimal Rp 50 ribu. Dengan tarif tersebut, pengendara akan diarahkan melalui jalan alternatif dimulai dari rest area di KM 43, di mana ada sebuah jalan kecil yang berada tepat disamping jalan tol dan berujung pada Simpang Gadog.

"Kalau sudah Simpang Gadog ada jalan alternatif lagi ke puncak melalui Pasir Muncang dan berakhir di Citeko Kecamatan Cisarua, tapi nambah lagi (tarifnya) Rp 25 ribu," pungkas Kusnandar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya