Liputan6.com, Jakarta - Banyak pihak, termasuk Indonesia Corruption Watch (ICW) menuding Roby Arya Brata ‎akan menjadi 'pelindung' bagi orang-orang pemerintahan jika terpilih sebagai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebab, Roby lama di pemerintah dan saat ini menjabat sebagai Analis Hukum Internasional dan Kebijakan di Sekretariat Kabinet RI.
Panitia Seleksi Calon Pimpinan (Pansel Capim) KPK sudah mematahkan anggapan itu dan menyatakan bahwa Roby layak lolos dan bersaing dengan Busyro Muqqodas untuk memperebutkan posisi 1 pimpinan KPK yang bakal lowong.
Anggota Pansel Capim KPK Rhenald Kasali mengatakan, salah satu faktor Roby lolos dari tes wawancara karena mempunyai kualitas dan keunggulan. Salah satunya soal intelektualitas.
"Dia bukan tipe yang mudah ditekan atau kompromi," ujar Rhenald saat dikonfirmasi, Kamis (16/10/2014).
Di mata Pansel, Roby punya pengetahuan yang tak perlu diragukan lagi. Apalagi dia bekerja sebagai analis Hubungan Internasional dan Kebijakan di Sekretariat Kabinet RI. "Dia juga independen, berilmu," ujarnya.
Indonesia Corruption Watch (ICW) sebelumnya meragukan Roby adalah orang 'bersih' dan menjadi pelindung orang-orang di pemerintahan yang korup.
"Dia lama di pemerintah. Kalau pun lolos dia mengamankan person-person yang di pemerintah terlibat korup, terutama pemerintahan yang lama, karena dia bagian pemerintah yang lama‎," kata Wakil Koordinator Badan Pekerja ICW, Agus Sunaryanto.
Karenanya, ICW meminta DPR menelusuri rekam jejak Roby lebih jauh saat fit and proper test nanti. Tak tanggung-tanggung ICW meminta DPR membentuk tim khusus untuk menelusuri rekam jejak Roby.
"DPR harus punya tim khusus di luar anggota DPR untuk telusuri lebih jauh seberapa bersih Pak Roby ini lebih dalam dari yang dilakukan Pansel. Bisa libatkan kroscek intelijen," ucap Agus.
Pansel Capim KPK tadi pagi menyerahkan 2 nama capim yang lolos tes wawancara pekan lalu. Kedua nama itu dikantongi usai Pansel mewawancarai 6 capim.
Menteri Hukum dan HAM sekaligus Ketua Tim Pansel Amir Syamsuddin mengatakan, bahwa kedua capim yang namanya diserahkan ke Presiden itu adalah Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas dan Analis Hukum Internasional dan Kebijakan Sekretariat Kabinet Roby Arya Brata.‎ Amir menjelaskan, 2 nama itu terpilih dari total awal peserta yang mendaftar sebagai Pimpinan KPK periode 4 tahun, yaitu 104 orang‎.
A‎dapun Pansel Capim KPK melakukan tes wawancara kepada 6 capim. ‎Mereka adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan Jamin Ginting, Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan Busyro Muqqodas, Anggota DPD 2009-2014, Jurnalis Tempo sekaligus pengacara Ahmad Taufik, Kepala Bidang Hubungan Internasional Sekrtariat Kabinet Roby Arya Brata, dan pegawai Biro Perencanaan Anggaran KPK Subagio.
Dari tes wawancara ini, 2 nama yang lolos dan diserahkan Pansel KPK ke Presiden akan mengikuti tahap selanjutnya, yakni fit and proper test di Komisi III DPR. Oleh DPR nantinya hanya 1 nama yang dipilih untuk menggantikan posisi Wakil Ketua KPK Busyro Muqqodas yang akan habis masa tugasnya Desember tahun ini. ‎
Rhenald Kasali: Roby Arya Brata Bukan Tipe Mudah Ditekan
Anggota Pansel Capim KPK Rhenald Kasali mengatakan, salah satu faktor Roby lolos dari tes wawancara karena mempunyai kualitas dan keunggulan
diperbarui 16 Okt 2014, 19:56 WIBDiterbitkan 16 Okt 2014, 19:56 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Model Baju Wanita Kekinian yang Akan Ngetren di Tahun 2025, Didominasi Gaya Elegan dan Minimalis
Infografis Vonis Terdakwa Korupsi Timah Harvey Moeis serta Daftar Aset dan Harta Dirampas Negara
VIDEO: Libur Natal di New York Dimeriahkan Etalase Hias
Momen Libur Nataru, Komeng Tinjau Langsung Kesiapan Tol Cipularang dan Padaleunyi
5 Resep Seduhan Kayu Manis Hangat untuk Turunkan Kolesterol, Gula Darah dan Darah Tinggi
Hasto Kristiyanto Jadi Tersangka KPK, Mobil Lexus Hitamnya Pakai Kode Rahasia
Israel Minta Diplomatnya Dorong Penetapan Houthi Sebagai Organisasi Teroris
Buntut Skandal Hamili Moon Gabi, Jung Woo Sung Dinobatkan Sebagai Aktor Korea Berperilaku Terburuk 2024 Versi Sanddalki Awards
Deretan Aksi Cagub Kalah Pilkada Ini Cuma Hoaks, Ada yang Curhat sampai Nangis
Polisi Bakal Hentikan Proses Penyidikan Kasus Bayi Tertukar di RS Islam Cempaka Putih
Masa Depan Alexander-Arnold di Persimpangan, Liverpool Masih Galau Soal Penggantinya
Meramal Harga Emas 2025, Makin Mahal atau Lebih Murah?