Liputan6.com, Jakarta - Kado terakhir itu belum diterima sang bunda, namun Gayatri Wailissa telah lebih dulu dipanggil Sang Kuasa. Kerabat Gayatri, Hasni, mengungkapkan sebelum meninggal dunia, Gayatri menghubungi keluarganya bahwa dia akan mengirim kado untuk ibunya. Kado itu akan dikirim pada Kamis 23 Oktober.
"Dia bilang akan kirim kado terakhir untuk ibu," ujar Husni saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (24/10/2014).
Belum diketahui apa isi kado yang akan dipersembahkan Gayatri untuk ibunya. Sebab remaja yang dikenal karena fasih berbahasa Inggris, Italia, Spanyol, Belanda, Mandarin, Arab, Jerman, Prancis, Korea, Jepang, dan India itu telah lebih dulu dipanggil Sang Pencipta.
Gayatri yang menguasai total 14 bahasa itu menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis 23 Oktober 2014, sekitar pukul 19.15 WIB.
Ia meninggal setelah menjalani perawatan intensif sejak Senin 20 Oktober lalu, tepat pada hari pelantikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dokter mendiagnosa Duta ASEAN itu mengalami pendarahan di otak.
Keluarganya shock mendengar kematian putri pasangan Dedy Darwis Wailissa dan Nurul Idawaty itu. Gayatri yang menjadi kebanggaan keluarganya itu tak menderita sakit apapun sebelumnya. Kerabatnya, Hasni, juga mengatakan gadis kelahiran 31 Agustus 1995 itu tak pernah mengeluhkan sakit apapun.
Gayatri berada di Jakarta untuk melakukan persiapan memasuki universitas. Dia bercita-cita menjadi diplomat. Untuk menggapai cita-citanya, Gayatri berencana mengambil kuliah jurusan hubungan internasional.
Menurut Hasni, selama di Jakarta Gayatri tinggal di mess TNI di Cikini, Jakarta Pusat. Pada 19 September 2014, Gayatri sempat pulang ke kampung halamannya di Ambon, Maluku, dan kembali ke Jakarta pada 1 Oktober lalu. Tak disangka, kepulangannya itu merupakan mudik terakhir Gayatri ke tanah kelahirannya. (Sss)