Cegah Penyanderaan Gresik Terulang, Sekolah Diminta Lebih Waspada

Kapolri Jenderal Polisi Sutarman mengatakan, siswa sekolah sangat rentan terhadap ancaman penculikan atau pun penyanderaan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 19 Des 2014, 18:57 WIB
Diterbitkan 19 Des 2014, 18:57 WIB
Kapolri Mengaku Berdosa Pada Media
Kapolri Jenderal Sutarman. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus penyanderaan siswi SD di Kantor Kodim 0817 Gresik, Jawa Timur Rabu 17 Desember 2014, ternyata menjadi perhatian khusus Polri. Guna mencegah aksi tersebut terulang, Kapolri Jenderal Polisi Sutarman mengimbau seluruh sekolah di Indonesia agar meningkatkan keamanan.

"Termasuk sekolah-sekolah yang khususnya sekolah anak-anak kecil (TK dan SD)," kata Sutarman di salah satu mal di kawasan Jakarta Barat, Jumat (19/12/2014).

Menurut mantan Kapolda Metro Jaya ini, siswa sekolah sangat rentan terhadap ancaman penculikan ataupun penyanderaan. Untuk itu ia meminta kepada pihak sekolah tanpa terkecuali, untuk lebih memperketat sistem keamanan.

"Karena Polri tidak akan mampu mengawasi seluruh sekolah yang ada. Termasuk satpam ditingkatkan, sehingga tidak ada orang-orang asing atau yang tidak dikenal masuk ke sekolah akhirnya bisa menyandera seseorang, apalagi anak-anak," tutur Sutarman.

Sutarman khawatir jika nantinya penyanderaan di Gresik kembali terulang, yang paling dirugikan adalah korbannya sendiri. "Bisa mengganggu psikis anak-anak yang disandera dan mengganggu perkembangan psikologi anak-anak ini," tutup Sutarman.

Penyanderaan siswi SDN 2 Telogopatut Zahriani Putri Agustin di Makodim 0817 Gresik, Jawa Timur terjadi pada Rabu 17 Desember 2014. Diduga penyandera bernama Fuad Ahmad karena mengalami depresi berat akibat kalah judi bola di Kota Mojokerto. Namun Fuad akhirnya tewas di tangan polisi, sementara siswi SD itu selamat. (Rmn/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya