Liputan6.com, Jakarta - Begitu tiba-tiba musibah itu datang pada Jumat 12 Desember petang. Tebing Bukit Tlagalele, Banjarnegara, Jawa Tengah runtuh dan meluluhlantakkan dusun di bawahnya. Longsor besar ini terjadi hanya dalam hitungan menit, menggulung dan menyapu puluhan rumah dan kendaraan.
Panik, warga berlarian sambil berteriak-teriak histeris dan lebih dari 100 orang terkubur hidup-hidup. Dalam sekejap mata, warga kehilangan tempat tinggal, harta benda dan yang paling penting keluarga yang dikasihi.
Ibu kehilangan anak, anak kehilangan orangtua, yang lainnya kehilangan keluarga dan saudara terkasih. Tragedi longsor di Karang Kobar membawa duka mendalam. Isak tangis pecah, menyaksikan kampung halaman rata dengan tanah. Terlebih melihat yang terkasih tak bernyawa tewas tertimbun tanah. Sebagian bahkan hilang tanpa jejak.
Tim SAR dibantu ratusan warga segera bergerak cepat, mengevakuasi korban selamat dan mencari mereka yang tertimbun. Evakuasi jenazah berlangsung di tengah kepanikan dan air mata.
Kepanikan juga terasa di Puskesmas Karang Kobar, tempat jenazah korban dievakuasi. Keluarga korban tewas histeris tak sanggup menerima kenyataan.
Hari-hari selanjutnya, puluhan jenazah korban tewas ditemukan satu per satu. Tim gabungan dan ratusan warga bekerja keras di sela-sela cuaca buruk yang terus menerpa berusaha menemukan para korban.
Tak mudah bagi tim SAR untuk mengevakuasi para korban karena tanah berlumpur ketebalannya mencapai 4-5 meter. Tak hanya sampai di situ, meski sudah jatuh puluhan korban tewas, bencana longsor masih mengintai warga. Â
Saat meninjau proses evakuasi dan lokasi pengungsian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau warga waspada, terutama mereka yang tinggal di lokasi rawan longsor.
Saksikan selengkapnya Barometer Pekan Ini dalam tayangan Liputan 6 Petang SCTV, (20/12/2014), di bawah ini. (Dan/Ans)