Basarnas: Penanganan Ekor AirAsia Wewenang KNKT

Kepala Basarnas menyatakan pihaknya menyerahkan ekor AirAsia QZ8501 kepada KNKT untuk ditindaklanjuti.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 10 Jan 2015, 23:50 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2015, 23:50 WIB
Kondisi Ekor AirAsia QZ8501 yang Berhasil Diangkat
Tim SAR gabungan berhasil mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ8501 dari dasar laut, dekat Selat Karimata, Kalteng, Sabtu (10/1/2015). (Liputan6.com/Rochmanuddin)

Liputan6.com, Jakarta - Dengan dikomando Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Tim SAR gabungan berhasil mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan utara Laut Jawa dekat Selat Karimata‎.

Setelah terangkat ke permukaan laut, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo menyatakan pihaknya menyerahkan ekor tersebut kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi untuk ditindaklanjuti.

"Dan ini, setelah ekor berhasil diangkat, maka tugas KNKT melihat kemudian menyakinkan dan melaporkan kepada kita apakah black box (kotak hitam) ada atau tidak, s‎ehingga jangan sampai kita lepas dari sasaran-sasaran operasi yang sudah kita susun dari awal sampai dengan hari ke-14 ini," ujar Bambang Soelistyo di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (10/1/2015).

Bambang menjelaskan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada KNKT terkait penanganan ekor dan ke mana ekor tersebut akan dibawa dari kapal Crest Onyx.

"Saya tidak mikir ekor pesawat. Saya hanya menanyakan karena ekor ada di kapal Crest Onyx, maka terserah mau dibawa ke Pangkalan Bun atau Jakarta itu kewenangan KNKT, kita akan ikuti yang mereka inginkan. Tentu saya juga akan menghitung antara efektivitas dan efisiensi dari pergerakan kapal-kapal yang ada di daerah operasi," papar dia.

Banmbang menambahkan, setelah ekor terangkat, Basarnas telah mempersempit area pencarian dan pemindahan korban. Fokus utama pencarian tetap pada upaya mencari korban penumpang pesawat yang separuh lebih belum ditemukan.

"Area prioritas sudah kita pastikan bahwa ada di area prioritas 2 yang memang sudah sejak hari 10 pencarian. Itu sudah dicanangkan menjadi daerah prioritas pencarian," ucap Bambang.

Ia pun mengungkapkan, selain bagian ekor yang telah diangkat, Basarnas telah mendeteksi beberapa bagian pesawat lain yang berada di dalam wilayah prioritas pencarian. Namun, karena arus laut yang kurang bersahabat, proses pengangkatan serpihan dan bagian pesawat tersebut menjadi terhambat.

"Kita bisa mengkonfirmasi beberapa objek yang sudah ditemukan oleh kapal kita yang mempunyai kemampuan mencari dan mendeteksi bagian yang diduga merupakan bagian pesawat. Tapi karena kekuatan arus dan gelombang didarah operasi, sehingga menjadi hambatan penyelam tidak mampu mendeteksi bagian pesawat atau tidak," urai dia.

Hingga operasi pencarian hari ke-14, tim gabungan SAR telah menemukan 48 jenazah. Sementara itu Tim Disaster Victim Identification (DVI) berhasil mengidentifikasi 2 jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura pada Minggu 28 Desember 2015. Dengan demikian, sudah 29 penumpang teridentifikasi.

Pesawat jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu dipiloti Kapten Iriyanto dan kopilot Kapten Remi Emmanuel Plesel, serta 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad.

Pesawat AirAsia QZ8501 berpenumpang 155 orang, terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak, dan 1 bayi. Penumpang didominasi warga negara Indonesia, 1 WN Singapura, 1 WN Inggris, 1 WN Malaysia, dan 3 WN Korea Selatan. (Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya