Liputan6.com, Jakarta - Terpidana kasus rekening gendut anggota Polres Raja Ampat, Papua Barat, Labora Sitorus (LS) yang saat ini diketahui berstatus buron dikabarkan telah mendapat surat pembebasan.
Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly geram mendengar kabar tersebut. Dia menegaskan jika memang terjadi, hal tersebut tidak bisa dibiarkan. "Saya juga kaget, kok ada surat pembebasan. Itu ndak bisa ditolerir. Berarti ada satu jaringan yang melindungi beliau (LS)," kata Yasonna di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/2/2015).
Dia menjelaskan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Polda setempat dan beberapa instansi terkait guna memastikan hal tersebut. Kata dia, Labora saat ini diketahui berada di daerah Sorong.
"Itu yang sampaikan kepada Bapak kapolda. Dirjen saya berkoordinasi dengan kapolda. Dirjen PAS. Sekarang lagi di Sorong koordinasi dengan kapolda dan beberapa instansi terkait. Kapolda bisa kembalikan (LS) di tempatnya di lapas," papar Yasonna.
"Bila perlu kita bawa saja, dipindahkan, tidak lagi di Papua. Yang penting sekarang diambil dulu, dicari beliau (LS)," sambung dia.
Labora yang kini diketahui tinggal di sebuah rumah di daerah Sorong itu diduga dibantu oleh beberapa oknum penegak hukum dalam lingkungan lembaga pemasyarakatan (Lapas) Sorong. Kata Yasonna, pihaknya akan memberikan sanksi tegas jika nanti dalam penyelidikan terbukti ada oknum penegak hukum yang membantu LS.
"Di rumahnya dan menolak karena ada surat, itu boleh-boleh saja. Tapi, rasanya tidak mungkin kalau tidak ada sesuatu. Kalau nanti ada aparat saya, lapas yang lewat, atau yang ada sekarang pasti dapat hukuman sanksinya berat, karena nggak bisa begitu. Bahasa saya, itu tidak dapat ditolerir," tandas Yasonna.
Labora Sitorus masuk dalam daftar pencarian orang (DPR) oleh Kejari Sorong setelah kabur dari rumah tahanan setempat pada Maret 2014 silam. LS divonis 15 tahun penjara dan denda Rp 5 miliar, setelah melakukan banding ke Mahkamah Agung dalam kasus pencucian uang dan penyelundupan BBM
Dia sebelumnya dijatuhi hukuman 2 tahun penjara dan denda Rp 500 juta oleh Pengadilan Negeri Sorong pada akhir 2013 lalu. Namun Kejaksaan Tinggi Papua melakukan banding dan diputus 8 tahun penjara. Dengan adanya banding tersebut, LS melakukan kasasi dan turunlah putusan Mahkamah Agung tertanggal 17 September 2014 dengan hukuman penjara 15 tahun dan denda Rp 5 miliar. (Riz)
Menkumham Siap Tindak Aparat yang Bebaskan Polisi Labora Sitorus
Labora Sitorus masuk dalam daftar pencarian orang (DPR) oleh Kejari Sorong setelah kabur dari rumah tahanan.
diperbarui 03 Feb 2015, 08:00 WIBDiterbitkan 03 Feb 2015, 08:00 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Sejumlah Ketum Parpol Bertemu Prabowo di Kertanegara, Apa yang Sedang Dibahas?
Fungsi Hidung dalam Proses Pernapasan: Peran Penting Organ Pernapasan Utama
Mengenal Fuso Canter FE 74 HD, Truk yang Cocok untuk di Kebun Sawit
Tengok Cara Holding BUMN Danareksa Beri Kenyamanan ke Masyarakat selama Nataru
31 Ruas Jalan di Jakarta Ini Bakal Ditutup Saat Malam Tahun Baru, Simak Rekayasa Lalinnya
Ini Cara Pakai ChatGPT di iPhone Tanpa Perlu Punya Akun OpenAI, Seperti Apa?
Tolak Pinangan Manchester United, Omar El Hilali: Saya Bukan Pemain Mata Duitan
Forum Taaruf Indonesia Gelar Nikah Massal Gratis di Yogyakarta, Cek Detailnya
Melatih Anak Mandiri di Toilet, Kunci Hindari Penyakit Infeksi dan Stres Keluarga
2,7 Juta Tiket Kereta Api Buat Libur Tahun Baru Sudah Ludes Terjual, Cek Kursi Tersisa
VIDEO: Jelang Wacana Deportasi Massal, New York City Kencangkan Ikat Pinggang
Sutradara Janjikan Squid Game 3 Lebih Baik dari Musim 2