Liputan6.com, Jakarta - Pihak PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang (Disjaya) menjawab tudingan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang menganggap banjir di Jakarta terjadi karena kebijakan PLN yang mematikan listrik ke pompa-pompa air, sehingga menimbulkan banjir besar di sebagian wilayah utara Jakarta.
General Manager Disjaya, Hariyanto WS mengatakan, keputusan untuk mematikan pasokan listrik dari Penyulang Cakalang yang memasok aliran listrik untuk wilayah Muara Baru, Pluit dan sekitarnya, dilakukan untuk menyelamatkan para pelanggan PLN yang dialiri listrik tersebut.
"Kami matikan (pemadaman listrik) karena ada laporan dari masyarakat bahwa daerah Muara Baru ujung sudah terendam banjir. Nah, Jika tetap dinyalakan, maka masyarakat bisa tersengat listrik dan itu akan sangat membahayakan," ujar Hariyanto saat konferensi pers di Kantor PLN Disjaya, Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat, Rabu (11/2/2015) malam.
Ia pun meluruskan pernyataan Ahok yang menyebut pasokan listrik ke Waduk Pluit dimatikan sejak pukul 07.00 WIB pada 9 Februari 2015.
Menurut Haryanto, pasokan listrik dari Penyulang Cakalang untuk gardu PLN B 430 dan MB 57 yang merupakan gardu pemasok listrik bagi Waduk Pluit baru dimatikan pada pukul 11.30 setelah mendapat informasi wilayah Muara Baru sudah terendam. Dalam kondisi tersebut, PLN harus mengambil tindakan untuk segera mematikan aliran listik.
"Penyulang Cakalang dilepas pukul 11.38 WIB pada Senin kemarin dan kembali dinyalakan pada pukul 13.15. WIB setelah petugas melakukan pengecekan ke Muara Baru dan memisahkan jaringan Muara Baru yang banjir, sehingga 3 gardu yang mati akhirnya menyala, termasuk dua gardu yang menyuplai pompa Waduk Pluit nyala kembali, tidak sampai dua jam," ucap Hariyanto.
Ia pun mengatakan, karena terendam banjir, total ada 14 gardu yang harus dipadamkan. Namun demikian, pemutusan aliran listrik tersebut justru menyelamatkan ribuan warga yang menjadi pelanggan PLN.
"Dari 14 gardu tersebut mengaliri listrik ke 1.850 pelanggan," tandas Hariyanto.
Genset Waduk Pluit Tak Berfungsi>>>
Genset Waduk Pluit Tak Berfungsi
Genset Waduk Pluit Tak Berfungsi
PLN dituding sebagai biang kerok penyebab banjir di Ibukota lantaran mematikan aliran listrik ke sejumlah pompa air. Namun PLN justru mempertanyakan kondisi generator set atau genset yang ada pada tiap pompa Waduk Pluit saat pasokan listrik tersebut dimatikan.
Menurut General Manager PLN (Disjaya) Hariyanto WS dalam kondisi mati tersebut, semestinya genset pada pompa air dapat mengganti pasokan listrik yang mati tersebut.
"Rumah pompa Waduk Pluit mempunyai tiga genset. Pompa Barat berkapasitas 1750 kVA. Pompa tengah 3X515 kVA dan pompa timur 1500 kVA. Kalau listrik PLN mati karena sebab yang paling jelek, misal black out system, pompa masih bisa dengan cadangan genset," ujar dia.
Hariyanto mengungkapkan, berdasarkan laporan petugas di lapangan, saat listrik dimatikan kondisi genset tersebut dalam keadaan mati. Padahal fungsi genset pada waduk tersebut disediakan sebagai suplai listrik cadangan. "Ya memang saat itu.
Lalu, mengapa genset di tiga rumah pompa tersebut tidak berfungsi? Hariyanto mengaku tidak mengetahuinya. Ia mengungkapkan, saat peristiwa tersebut terjadi, PLN tidak melakukan koordinasi dengan pihak Pemerintah Provinsi DKI.
"Kami sendiri tidak tahu, itu di luar kewenangan kami. Itu kewenangan Pemprov DKI, dan memang dalam SOP (Standar Operasional dan Prosedur) dalam kondisi seperti itu, secara SOP tidak ada peraturan yang mengharuskan untuk berkoordinasi dengan pemda," urai Hariyanto.
Namun demikian, Ia mengungkapkan semestinya genset milik Pemprov DKI dapat menghidupkan listrik ketika pasokan listrik dimatikan.
"Jelas memang genset saat itu pada posisi mati. Tapi saya tidak dalam kapastias menjelaskan itu, saya fokus pada listrik saya yang mati. Yang dioperasikan pemda, yang pasti secara prosedur pengoperasian instalasi, bila sumber utama mati, maka sumber cadangan dihidupkan," jelas General Manager PLN (Disjaya) Hariyanto WS.
Jalur Kabel Udara Waduk Pluit>>>
Advertisement
Jalur Kabel Udara Waduk Pluit
Jalur Kabel Udara Waduk Pluit
General Manager PT PLN Disjaya Haryanto WS mengaku pihaknya akan membuat jaringan kabel udara khusus yang memasok listrik ke Waduk Pluit. Tujuannya untuk menghindari ancaman banjir besar yang dapat membahayakan kabel jaringan listrik bawah tanah.
"Jangka pendeknya kita pasang jaringan kabel udara, dengan memasang kabel udara maka dapat menghindari rendaman banjir, tapi ini masih dalam pembahasan dengan Pemprov DKI. Nanti juga ada proyek peninggian gardu," ujar Haryanto di Kantor PLN Disjaya, Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat, Rabu (11/2/2015).
Haryanto mengungkapkan, rencana membuat jaringan kabel udara tersebut yaitu menyambungkan gardu yang mengarah ke Pompa Pluit, yaitu Gardu Induk Muara Karang menuju ke pompa Pluit.Selain itu, juga akan dibangun saluran khusus dari gardu induk Muara Karang ke Pompa Pasar Ikan.
"Saat ini masih didiskusikan dengan pemda untuk penggunaan tiang udara. Kalau kena pohon tidak gangguan. Kalau tertimpa pohon yang tidak besar-besar amat nggak apa-apa. Tingginya 8 meter," kata dia.
Ia pun mengungkapkan, tidak hanya membuat jalur kabel udara, pihaknya juga akan melakukan peninggian gardu-gardu yang ada di wilayah rawan banjir, gardu-gardu tersebut di antaranya yaitu gardu induk Angke, Ancol, Muara Karang, Pulo Gadung, Gambir Baru, Kembangan, Penggilingan, dan Pegangsaan.
Selain rencana-rencana tersebut, PLN mengaku juga juga akan mengganti kabel-kabel yang sudah tua atau kabel minyak dan kabel yang terendam banjir. "Semua rencana tersebut target jangka pendek yang rencananya akan selesai dalam jangka waktu maksimal setahun," ucap Haryanto.
Untuk menjaga situasi dan memenuhi standar prosedur, Haryanto juga meminta agar Pemprov DKI dapat menambah jumlah genset dan alat sinkron agar mampu mengover semua beban pompa di pompa Pluit.
"Kalau PLN mati karena sebab yang paling jelek, misal black out system, pompa masih bisa dengan cadangan genset. Pompa di DKI ini kan cukup banyak, di 44 lokasi. Makanya besok, kita akan ketemu dengan Pemda DKI, mendata, mencari prioritas, pompa-pompa mana yang jadi prioritas," pungkas General Manager PTÂ PLN Disjaya tersebut. (Ans)