Penjelasan Deputi Gubernur soal Istri dan Adik Ahok Ikut Rapat

Veronica sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi DKI dalam diskusi itu, hanya berkapasitas untuk memberi saran dan arahan.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 10 Mar 2015, 09:17 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2015, 09:17 WIB
Gantikan Iriana, Istri Ahok Dilantik Jadi Ketua PKK Jakarta
Veronica Basuki (kanan) saat acara pelantikan di Balai Agung, Balaikota DKI Jakarta, Kamis (4/12/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Media sosial kembali ramai oleh beredarnya sebuah foto yang memperlihatkan suasana ruang rapat Balaikota Jakarta yang dihadiri sejumlah pejabat PNS DKI. Yang menarik dalam foto itu, duduk istri Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yakni Veronica Tan adik Ahok dan Harry Basuki Purnama.

Saat dikonfirmasi, Deputi Gubernur Bidang Pariwisata DKI Sylviana Murni mengakui pihaknya memang mengadakan pertemuan dengan keluarga Ahok. Namun bukan dalam bentuk rapat yang membutuhkan pimpinan. Melainkan hanya sebuah diskusi atau brainstorming dengan Dinas Tata Kota.

"Brainstorming. Nggak ada secara resmi siapa yang memimpin. Kalau pas saya ada duluan ya saya pimpin, nggak ada penunjukan resmi. Jadi ya, duduk, terus langsung bahas apa gitu. Biasa saja," kata Sylviana saat dihubungi di Jakarta, Senin (9/3/2014).

Menurut Sylviana, Veronica sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi DKI dalam diskusi itu, hanya berkapasitas untuk memberi saran dan arahan terkait penataan Kota Tua di Jakarta Barat.

Veronica juga merupakan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DKI Jakarta. Menurut aturan yang ada, Ketua Penggerak PKK bisa mengikuti rapat dengan jajaran PNS selama hanya sebagai pemberi masukan atau saran.

Itu pun dengan undangan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Tetapi tak diperbolehkan memimpin rapat, membuat keputusan atau memberi instruksi kepada PNS perihal kinerja.

"Beliau concern banget. Kenapa yang kayak gitu saja dipermasalahkan, yang penting kan kepeduliannya, apa sih kontribusinya? Gitu saja. Jangan dibawa ke mana-mana," ucap dia.

Mengenai kehadiran adik Ahok yakni Harry Basuki dalam brainstorming itu, jelas dia, karena sesuai dengan pekerjaan Harry, yakni seorang praktisi dan konsultan bidang pariwisata dan perhotelan. Sehingga memang berhubungan dengan program penataan Kota Tua.

"Kita concern banget sama Kota Tua, ya kita bahas bersama-sama," kata Sylviana.

Ia menampik hadirnya adik Ahok sebagai sinyal untuk menggantikan posisi CEO PT Pembangunan Kota Tua Lin Che Wei yang memang tak ada di diskusi tersebut.

"Kalau nggak salah beliau (Lin Che Wei) sedang di luar ya. Tidak, tidak ada itu (Harry Basuki gantikan Lin Che Wei)," tegas Sylviana. (Mvi/Sss)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya