Penyebab Sebagian Warga Jakarta Tidak Puas Kinerja DPRD

Pengamat menilai anggota Dewan umumnya sibuk 'menjual diri' sebagai calon anggota legislatif karena bermotif kekuasaan.

oleh Audrey Santoso diperbarui 19 Mar 2015, 19:56 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2015, 19:56 WIB
Warga DKI, Percaya Ahok atau DPRD?
Lembaga survei Populi Center menemukan penilaian masyarakat tentang Ahok dan Haji Lulung , Jakarta, Rabu (19/3/2015). Hasil survei menyebut H Lulung kisruh dan berantakan, sedangkan Ahok arogan dan temperamen.(Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Survei Populi Center menunjukkan 51,8% dari seribu warga DKI tidak puas dengan kinerja anggota DPRD DKI Jakarta saat ini. Mereka merasa DPRD DKI Jakarta tidak sepenuhnya bekerja untuk rakyat.

Pengamat Politik Populi Center Nico Harjanto menilai, kegagalan anggota DPRD dalam merepresentasikan keinginan warga DKI, terjadi karena anggota Dewan masih memosisikan diri sebagai wakil partai.

"Salah satu tantangan anggota DPRD adalah memosisikan diri sebagai representasi dari masyarakat. Masalahnya sampai saat ini, anggota DPRD masih merasa dirinya wakil partai," ujar Nico kepada Liputan6.com di Kantor Populi Center, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (19/3/2015).

"Karena itu mereka juga terbeban dengan kewajiban memberi sumbangan ke partai, mewakili keinginan partai, dan juga melakukan kegiatan-kegiatan donasi untuk partai," sambung dia.

Nico mengatakan, para anggota Dewan umumnya sibuk 'menjual diri' sebagai calon legislatif saat bursa pemilihan anggota Dewan karena motif kekuasaan. Sehingga saat mereka terpilih, kepentingan masyarakat bukan lagi menjadi prioritas anggota Dewan. Yang berakibat gagalnya fungsi lembaga legislatif di Indonesia.

"Dalam istilah ekonomi kita mengenal istilah berdagang untuk profit. Saya kira itu juga motif utama mereka, menjadi anggota Dewan untuk berkuasa. Karena di Indonesia kekuasaan dianggap sebagai sumber daya uang. Motif ini juga yang akhirnya menyebabkan mereka tidak menjalankan fungsi lembaga legislatif," jelas Nico.

Survei ini diambil dari seribu warga DKI sebagai responden yang dipilih dengan sistem multiple stage random sampling atau metode acak bertingkat di 6 wilayah Ibukota, yakni Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Kepulauan Seribu. Dalam survei yang dilakukan selama 11-15 Maret 2015 ini, responden dimintai pendapat perihal kinerja para anggota Dewan. (Rmn/Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya