Mengenaskan, 3 Bocah Bersaudara Tewas Terjebak di Mobil Rongsokan

Sambil terus menangis, Kamila membawa 3 buah hatinya yang sudah terbujur kaku ke Puskesmas Penjaringan, Jakut dibantu tetangganya.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 27 Mar 2015, 22:59 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2015, 22:59 WIB
Ilustrasi Garis Polisi
Ilustrasi Garis Polisi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Ibu mana yang tak sedih dan bercucuran air mata, saat menemukan buah hatinya meninggal mengenaskan. Itulah perasaan yang dialami Kamila, ibu berusia 31 tahun itu menyaksikan 3 tubuh anak balitanya terbujur kaku, karena terkunci di dalam mobil rongsokan.

Awalnya, Kamila tak mengira peristiwa ini akan menimpa anak kesayangannya itu. Saat itu Kamila tengah mencari balitanya yang berumur 5 tahun Rani Sapitri, yang tengah asyik bermain dengan anak tetangganya, Hana (4), dan Naipah (5) di Lapangan Pergudangan, Muara Karang Timur, RT 7 RW 16, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.

"Kamila mencari-cari anaknya yang pergi bermain dengan teman-temanya dari pukul 10.30 WIB, namun belum ditemukan juga," kata Kanit Reskrim Polsek Penjaringan Kompol Bungin M Mislayuk di Puskesmas, Jalan Teluk Gong Raya, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (27/3/2015).

"Terus mencari dan sekitar pukul 13.00 WIB, saksi mencoba mengecek di dalam mobil sedan Peogeut warna abu-abu metalik bernomor polisi B 1757 TW, dan membuka pintu mobil ditemukan para korban dengan posisi duduk di belakang sudah dalam keadaan meninggal dunia," sambung Bungin.

Sontak, kata Bungin, warga Muara Karang Timur RT 7 RW 16, Kelurahan Pejagalan, Jakarta Utara itu menangis histeris. Kamila masih tak percaya 3 buah hatinya meninggal mengenaskan. Sambil terus menangis, dia membawa 3 anaknya ke Puskesmas terdekat dibantu tetangganya.

"Langsung membawa para korban ke Puskesmas Pejagalan. Ketiga anak malang ini semua berjenis kelamin peremuan. Ketiganya ditemukan terjebak di sebuah mobil yang sudah tak terpakai alias rongsokan," jelas Bungin.

Jajaran Polsek Penjaringan, Jakarta Utara menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) dan juga memeriksa saksi-saksi, termasuk pihak keluarga korban. Guna memastikan tidak ada dugaan kesengajaan dan tindak kekerasan, pihaknya menunggu hasil otopsi RSCM. "Koordinasi dengan RSCM untuk otopsi. Lidik dan sidik serta koordinasi keluarga juga," tutup Bungin. (Rmn)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya