Begini Proses Sistem UN Berbasis Komputer

Software Computer Base Test (CBT) bekerja secara otomatis menyimpan jawaban ujian saat listrik turun,

oleh Audrey Santoso diperbarui 13 Apr 2015, 10:33 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2015, 10:33 WIB
Ini Nasihat Khusus Anies Bawesdan Untuk Peserta UN
Mendikbud, Anies Baswedan memberikan pesan khusus untuk peserta ujian nasional (UN) 2015 di Kemendikbud, Jakarta, Kamis (9/4/2015). Anies berpesan agar peserta ujian belajar dengan keras dan tidur yang cukup sebelum ujian. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 2,4% SMA dan sederajat di Indonesia menyelenggarakan Ujian Nasional (UN) dengan metode berbasis komputer atau Computer Base Test (CBT). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, soal-soal ujian dalam CBT berupa perangkat lunak (software) harus diunduh pihak sekolah sehari sebelum soal diujikan.

Untuk mata pelajaran pertama UN 2015, Bahasa Indonesia sudah diunduh kemarin Minggu 12 April 2015. Setelah berhasil, software CBT dikunci hingga keesokan harinya, tepat saat jam ujian dimulai.

"Soal ujian yang masuk ke software nggak bisa dibuka sampai ujian dimulai. Nanti peserta membuka soal dengan password peserta yang diberikan saat ujian," jelas Anies di SMK Negeri 20 Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (13/4/2015).

Anies menjelaskan, hal tersebut ditempuh untuk meminimalisir celah kebocoran soal ujian. Saat jam ujian dimulai, siswa diwajibkan mengambil password ke guru pengawas. Password itu hanya berlaku sebentar. Jika siswa terlambat memasukan password ke dalam software yang sudah siap, maka status password kedaluwarsa dan siswa harus meminta password baru.

"Kalau kelamaan, (password) expired. Jadi siswanya harus meminta password baru," ujar dia.

Siswa Tak Perlu Takut Listrik Turun

Anies mengatakan, CBT sangat mengandalkan daya listrik untuk menjamin komputer yang dipakai ujian para siswa. Software CBT bekerja secara otomatis menyimpan jawaban ujian saat listrik turun, sehingga peserta tidak perlu khawatir mengulang proses pengerjaan soal.

"Misalnya lampu mati saat sedang mengerjakan nomor 30, data tidak akan hilang. Jika listrik menyala mereka memulai lagi di soal nomor 31 dan waktu juga sesuai sisa waktu ujian," ucap dia.

Karenanya, Anies menuturkan CBT diadakan hanya di sekolah-sekolah yang ditunjang fasilitas pembangkit daya listrik. "(Pembangkit daya listrik) itu sebagai salah satu syarat penting," tandas dia.

Salah satu sekolah yang mengadakan CBT adalah SMK Negeri 28 Jakarta di Cilandak, Jakarta Selatan.

Guru Bahasa Inggris bernama Aziza mengatakan, jumlah siswanya yang mengikuti ujian berbasis komputer 224 orang dengan jadwal pengujian 3 sesi, dari pagi-siang-sore. Aziza menjelaskan, setiap sesi akan diikuti 75 peserta.

"Ujian dilaksanakan di 2 ruangan besar. Soal sudah kita download kemarin. Agak lemot sih proses downloadnya, tapi sudah beres. Kami (tim panitia) sendiri tidak tahu soalnya apa," sambung Aziza.

Anies Baswedan menambahkan, metode Computer Base Test (CBT) di Indonesia Timur berlangsung tanpa kendala. (Mvi/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya