Ahok Dalami Dugaan Mark Up Balai Betawi Rp 100 M

Ahok mencermati proyek Kampung Betawi yang anggarannya mencapai Rp 100 miliar itu tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya

oleh Silvanus Alvin diperbarui 25 Apr 2015, 06:49 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2015, 06:49 WIB
Ahok Beri Kuliah Anti Korupsi
Gubernur DKI Jakarta Ahok. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Ahok mencium adanya permainan anggaran dalam pembangunan Balai Betawi di Setu Babakan, Jakarta Selatan. Ahok mencermati proyek Kampung Betawi yang anggarannya mencapai Rp 100 miliar itu tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya.

"Ini lagi diteliti," ujar pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota, Jakarta, Jumat (24/4/2015).

Ahok pun telah menugaskan orang kepercayaannya, yakni Deputi Gubernur Bidang Kebudayaan dan Pariwisata DKI Sylviana Murni, untuk menyelidiki benar tidaknya terjadi mark-up atau penggelembungan anggaran.

"Saya lagi tunggu Bu Sylvi. Kita mau suruh paparan (soal pembangunan di Setu Babakan)," ucap Ahok.

Beberapa waktu lalu, Pemprov DKI tengah merancang beberapa rancangan peraturan daerah (raperda) salah satunya tentang pelestarian budaya Betawi. Raperda itu telah diajukan ke DPRD DKI pada sidang paripurna, beberapa hari lalu.

Ahok mengatakan raperda tersebut tak ada hubungannya dengan dugaan mark-up tersebut. Keberadaan Kampung Betawi justru akan diperkuat dengan raperda tersebut.

"Itu (raperda) soal kasus yang beda. Sudah ada kajian (konsep pelestarian budaya Betawi) dan studi akademiknya," tandas Ahok.

Balai Betawi mulai dibangun pada 2012 dan diharapkan menjadi pusat pariwisata sekaligus pusat seni budaya Betawi. Di tengah Balai terdapat panggung raksasa yang dimaksudkan untuk pementasan budaya Betawi yang bisa menarik wisatawan untuk berkunjung. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya