Menteri Siti Nurbaya: Boros Air, Masyarakat RI Tiru Budaya Barat

Pada 1976-an masyarakat Indonesia setiap hari hanya menghabiskan air 60 hingga 90 liter per orang.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 10 Mei 2015, 02:00 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2015, 02:00 WIB
Menteri Siti Nurbaya Buka Perayaan Hari Air Dunia
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya bersama Mendagri, Tjahjo Kumolo saat menghadiri acara peringatan Hari Air Dunia ke XXIII tahun 2015 di Taman Kota Waduk Pluit, Jakarta, Sabtu (9/5/2015). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menilai perilaku masyarakat Indonesia mulai bergeser dalam pemanfaatan air. Menurut dia, gaya hidup masyarakat cenderung boros dan glamour.

Ia menceritakan, pada 1976-an masyarakat Indonesia setiap hari hanya menghabiskan air 60 hingga 90 liter per orang. Kebutuhan air itu sudah mencakup mandi, mencuci, masak, dan sebagainya.

"Kalau orang Amerika dan Eropa sana rata-rata per orang 250-300 liter perhari," kata Siti saat menandatangani kerja sama Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA) bersama 7 menteri di Taman Kota Waduk Pluit, Jakarta Utara, Sabtu (9/5/2015).

Namun saat ini kondisinya sudah jauh berbeda. Menurut Siti, budaya masyarakat lokal sudah banyak mengadopsi dari Barat. Termasuk urusan pemanfaatan air.

"Apa yang terjadi sekarang? Budaya kita sudah meniru ke sana (Barat). Tiap hari mandi pakai shower. Jadi kebayang enggak seberapa banyak kita pakai air seperti di hotel-hotel itu. Tapi kita menyesuaikan enggak penyelamatan airnya," sambung dia.

Atas dasar itu, Siti menyatakan pencanangan GNKPA menjadi sangat penting. Karena persoalan air adalah permasalahan penting bagi manusia. Selain itu, aspek perilaku masyarakat juga tidak kalah pentingnya.

"Di situ masalahnya. Karena itu GNKPA menjadi sangat penting," pungkas Siti. (Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya