LDII: Sosialisasi Persempit 'Keberadaan' ISIS di Jawa Timur

Sumber-sumber gerakan ISIS di Jawa Timur, bahkan mulai hilang menyusul serangkaian aksi aparat TNI dan Polri.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Mei 2015, 22:07 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2015, 22:07 WIB
Ilustrasi ISIS
Ilustrasi ISIS

Liputan6.com, Surabaya - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Timur Chriswanto Santoso menyatakan sumber-sumber gerakan radikal kelompok Negara Islam atau ISIS di provinsi itu sudah mulai hilang, menyusul serangkaian aksi aparat TNI dan Polri.

"Selain peran aparat TNI dan Polri, 'keberadaan' ISIS di Jatim juga dipersempit oleh sosialisasi tentang ISIS kepada masyarakat yang dilakukan NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah bersama aparat pemerintah," ucap Chriswanto di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (24/5/2015).

Ia menambahkan, LDII Surabaya juga tidak mau ketinggalan. Karena itu, LDII melalui salah satu rekomendasi dalam Musda VII akan menolak ideologi ala ISIS dan mendukung aksi TNI dan Polri dalam menangani organisasi tersebut.

Menurut dia, ISIS yang dibiarkan berkembang justru akan memunculkan gerakan Islam fobia yang luar biasa. Lantaran itulah, NU, Muhammadiyah, LDII, dan umat Islam lainnya berperan untuk mengampanyekan bahwa tidak banyak umat Islam pengikut ISIS.

"Untuk itulah, Musda LDII Kota Surabaya juga ditandai dengan ikrar antikekerasan dan antiradikalisme bersama Forpimda Kota Surabaya," ujar dia dalam acara yang dihadiri Walikota Surabaya Tri Rismaharini, serta perwakilan TNI dan Polri setempat.

Dalam kesempatan itu, Walikota Risma menilai LDII sudah bagus dalam membina generasi muda selama ini, termasuk dengan ikrar antikekerasan dan radikalisme.

"LDII sangat bagus, karena membina langsung generasi muda dalam pemberantasan narkoba, antikekerasan dan radikalisme," ucap Risma, didampingi Ketua DPD LDII Kota Surabaya HM Amien Adhy.

Karena itu, semua pihak diharap melakukan hal yang sama seperti LDII agar generasi muda menjadi kuat. "Kalau anak-anak muda kita tidak diamankan, ya hancur. Karena itu kita masukkan shelter, sebab kalau masuk tahanan akan tambah pintar (dalam kriminalitas)," pungkas Risma. (Ant/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya