PDIP Curigai Ada Mafia Impor di Balik Beras Plastik

PDIP mendukung pemerintah menggunakan alat negara untuk menangkap pengedar beras plastik.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 25 Mei 2015, 16:55 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2015, 16:55 WIB
Konferensi Pers PDIP Jelang HUT ke-42
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberikan keterangan pers menjelang HUT ke-42 PDIP di Jakarta, Jumat (9/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PDI Perjuangan merespons positif gerak cepat pemerintah dalam menangani kasus beredarnya beras plastik. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai, melalui langkah simultan baik melalui operasi penarikan beras 'beracun' tersebut maupun melalui operasi lainnya yang dilakukan pemerintah sudah‎ menunjukkan bahwa dalam hal masalah pangan memang harus disikapi secara serius.

PDIP pun berharap, kasus tersebut menjadi momentum bagi pemerintah dan petani untuk mewujudkan kedaulatan pangan sehingga kasus beras palsu tidak akan terulang lagi.

"Beredarnya beras plastik tidak bisa dianggap remeh. Selain menyentuh aspek kedaulatan ekonomi, juga membahayakan rakyat, mengingat negara bertugas melindungi segenap bangsa dan wilayah Indonesia. Karena itulah pemerintah tidak boleh kalah. Beredarnya beras plastik tidak hanya pelanggaran kedaulatan wilayah," kata Hasto di Jakarta, Senin (25/5/2015).

Atas dasar hal itu, lanjut Hasto, PDIP mendukung pemerintah menggunakan alat negara untuk menangkap pelaku kejahatan ekonomi tersebut. "PDIP mewaspadai dengan beredarnya beras plastik tersebut sebagai bagian dari sindikat impor beras," ucap Hasto.

Untuk itu, pemberantasan beras ilegal tersebut harus menjadi momentum untuk memerangi para penyelundup. "PDIP mengajak semua pihak untuk memerhatikan pada upaya mewujudkan kedaulatan pangan yang membuat petani Indonesia berproduksi dan merdeka di tanah airnya sendiri," imbuh dia.

Menurut Hasto, sudah saatnya politik pangan yang berpihak pada petani dikedepankan, termasuk memperbaiki sistem produksi pasca panen.

"Bulog pun harus diperkuat agar bisa membeli gabah secara langsung dengan petani, termasuk kerjasama dengan pemda," tandas Hasto.

Peredaran beras plastik diketahui pertama kali setelah seorang tukang bubur di di Bekasi, Jawa Barat, melaporkan temuannya. Berdasarkan hasil uji laboratorium di Sucofindo yang dilakukan Pemerintah Kota Bekasi, beras yang diduga palsu itu positif mengandung bahan baku untuk pembuatan plastik. Diduga sampel beras tersebut mengandung 3 bahan kimia berbahaya.

Kepala Bagian Pengujian Laboratorium Sucofindo, Adisam ZN mengatakan, ada senyawa plasticizer penyusun plastik yang ditemukan dalam beras tersebut. Antara lain Benzyl butyl phthalate (BBP), Bis(2-ethylhexyl) phthalate atau DEHP, dan diisononyl phthalate (DIN).

"Senyawa plasticizer ini biasa digunakan untuk melenturkan kabel atau pipa plastik," kata Adisam kepada Liputan6.com. "Beras alami, tidak mengandung senyawa-senyawa seperti ini." (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya