Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menemui Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan. Moeldoko mengatakan, kedatangannya untuk melaporkan pembentukan satuan khusus antiteror TNI yang dinamakan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopsusgab) TNI yang baru saja diresmikannya di Lapangan Monas.
"Iya kami laporan kepada presiden, intinya adalah itu kekuatan yang on hand. Panglima harus memberi kekuatan di tangan yang bisa digerakkan dalam hitungan menit, bahkan detik," ujar Moeldoko, Selasa (9/6/2015).
Moeldoko menjelaskan, pasukan khusus tersebut akan diisi prajurit-prajurit terlatih dari 3 pasukan khusus yaitu Sat-81 Kopassus TNI AD, Denjaka Marinir TNI AL, dan Den Bravo Kopaskhas TNI AU. Dengan bergabungnya para prajurit TNI terbaik dari tiap matra, maka selain menjadi pasukan yang hebat, Koopsusgab melatih para prajurit menjadi satu kesatuan TNI yang solid.
"Itu bagian dari pembinaan. Memang upaya kita sangat keras untuk membangun soliditas dan untuk meninggalkan ego sektoral. Itu upaya saya dari waktu ke waktu tegakkan di prajurit saya," kata dia.
Ia juga mengatakan, karena merupakan pasukan gabungan dari tiap matra, maka pimpinan pasukan antiteror itu akan dilakukan secara bergilir oleh komandan pasukan khusus, yaitu dari Danjen Kopassus, Dankormas dan Dan Kopaskhas.
"Dan pasukan ini sifatnya permanen, hanya bentuknya adalah task force," kata Moeldoko.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko meresmikan satuan khusus antiteror TNI bernama Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopsusgab) TNI. Pasukan ini bertugas khusus siaga saat ada aksi terorisme yang mengancam kedaulatan negara. (Mvi/Mut)