'Sekolah Partai' PDIP Dinilai Bisa Jadi Role Model Politik Modern

Jelang Pilkada serentak 9 Desember 2015, PDIP mempersiapkan calon kepala daerahnya dengan membuka sekolah partai.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 29 Jun 2015, 13:31 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2015, 13:31 WIB
20150628-Megawati Resmikan Sekolah Calon Kepala Daerah PDI Perjuangan-Jakarta 2
Sejumlah awak media menunggu depan kantor DPP PDIP, Jakarta, sebelum acara pembukaan sekolah calon kepala daerah PDIP, Minggu (28/6/2015). Sekolah politik diharapkan mampu menghasilkan calon kepala daerah yang berkualitas.(Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 9 Desember 2015, PDIP mempersiapkan calon kepala daerahnya dengan membuka sekolah partai. Langkah tersebut dinilai bisa menjadi role model atau contoh pendidikan politik dan kaderisasi partai modern.

"Sebagai partai politik besar dan modern sekaligus partai pemenang pemilu, tampaknya PDIP mulai menerapkan prinsip-prinsip partai politik modern," kata Dosen FISIP Universitas Jenderal Ahmad Yani, Iman Soleh,‎ di Jakarta, Senin (29/6/2015).

Menurut Iman, beberapa prinsip dan fungsi partai politik modern adalah sebagai alat rekrutmen politik, komunikasi politik, dan pendidikan politik. "Sekolah partai politik PDIP tampaknya diadakan untuk menunjukan kepada kader, konstituen dan bahkan kepada publik bahwa PDIP bersungguh-sungguh menerapkan prinsip dan fungsi sebagai partai politik modern," ujar dia.

PDIP, sambung Iman, sebagai partai kader yang memenangkan pemilu tampak ingin memanfaatkan momentum pilkada serentak sebagai langkah konsolidasi, kaderisasi, dan doktrinasi kader-kadernya terutama para calon kepala daerah yang akan bersaing pada Desember nanti.

Iman menjelaskan, ada beberapa nilai positif yang bisa dimunculkan ketika PDIP menggulirkan sekolah partai politik. Pertama, sekolah partai politik adalah langkah terobosan ketika bentuk kaderisasi hanya terpaku pada kegiatan temu kader yang hanya diisi oleh orasi-orasi politik yang tidak terarah.

"Selain itu juga, sekolah partai sebagai wadah pendidikan politik yang doktriner," ungkap dia.

Kedua, sekolah partai politik bagi calon kepala daerah adalah bentuk pernyataan yang tegas bahwa PDIP bukan hanya partai politik yang bersifat pragmatis, yang hanya menekankan politik uang dalam meraih kemenangan dalam pilkada. Dengan sekolah partai, tambah Iman, PDIP ingin menegaskan bahwa calon-calon kepala daerah dengan basis partai PDIP adalah calon-calon kepala daerah yang memahami politik.

"Baik dalam tataran teoritis maupun dalam tataran praktis, yang berujung pada munculnya calon-calon yang militan dalam memenangkan pilkada," jelas Iman.

Ketiga, alumnus sekolah partai politik yang juga menjadi calon kepala daerah, program ini membentuk basis pemikiran ideologis dan basis ideologis yang tegas, dalam hal ini nasionalisme kerakyatan. Para calon kepala daerah setelah menyelesaikan program ini, tak bisa lagi berpikir pragmatis bahwa partai politik dalam hal ini PDIP hanyalah kendaraan politik yang memerlukan ongkos politik untuk sampai pada kemenangan.

"Para calon kepala daerah justru diharapkan berpikir bahwa partai adalah alat perjuangan bukan hanya pada saat pilkada tetapi juga pada saat terpilih dan menjabat, bahwa azas nasionalisme kerakyatan adalah landasan perjuangannya," tandas Iman.

PDIP secara resmi membuka sekolah partai untuk calon kepala daerah yang akan mengikuti pilkada serentak pada Minggu 28 Juni 2015 pukul 11.30 WIB. Sekolah dibuka langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Gedung DPP PDIP, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. (Vin/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya