Hercules Jatuh Jadi Bahan Pertanyaan bagi Calon Panglima TNI

Anggota Komisi I akan mempertanyakan soal alutsista kepada calon Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 01 Jul 2015, 14:31 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2015, 14:31 WIB
20150630- Hercules C-130 Jatuh-Medan
Kondisi Pesawat Hercules KC-130 yang jatuh di Medan, Selasa (30/6/2015). Ratusan orang berkerumun untuk melihat sisa puing pesawat tersebut. (Reuters/Roni Bintang)

Liputan6.com, Jakarta - Alat utama sistem persenjataan (alutsista) mendapat sorotan tajam dari sejumlah pihak setelah pesawat Hercules C-130 jatuh di Medan. Musibah itu memakan 122 korban jiwa.

Anggota Komisi I, Ahmad Muzani, akan mempertanyakan soal alutsista kepada calon Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo. Dia berharap Gatot segera mengecek semua kelayakan alutsista militer Indonesia jika lolos uji kelayakan dan kepatutan.

"Kami akan minta pada Panglima TNI yang baru untuk mengecek seluruh peralatan. Kelayakannya juga, khususnya peralatan yang berasal dari hibah, akan dicek kembali," ujar Muzani di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (1/7/2015).

Sekjen Partai Gerindra itupun meminta Gatot tidak menerima alutsista hibah jika terpilih.

"Mulai sekarang, kami minta agar Panglima baru nanti untuk pengadaan alat-alat dengan membeli yang baru saja," tutur Muzani.

Anggota Komisi I DPR lainnya dari Fraksi PPP, Dimyati Natakusumah, juga mengatakan, jatuhnya pesawat Hercules tersebut menjadi perhatian untuk fit and proper test calon Panglima TNI. Dia pun menegaskan akan mengecek anggaran untuk pembelian baru atau lama.

"Itu hadiah untuk fit and proper test Panglima TNI agar betul-betul untuk mawas diri dengan apa yang terjadi. Nanti kita juga cek anggaran untuk pembelian baru atau lama. Kita berharap safety itu harus diperhatikan. Karena ini termasuk nyawa orang. Bagaimana menyelamatkan rakyat Indonesia kalau alat kita tak bisa diandalkan," tegas Dimyati.

Politikus PDIP, TB Hasanuddin, menegaskan dana perawatan dan pengoperasian pesawat Hercules sudah berjalan dengan baik. Namun, karena pesawat sudah banyak yang tua, jelas perawatan bukan solusi yang bagus.

"Semua anggaran sudah dipakai kepentingan maintenance. Tapi memang barang tua, kalau di-maintenance pun itu perlu dievaluasi seluruhnya," tegas TB Hasanuddin. (Bob/Ein)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya