Ditutup Akibat Raung, Bandara Jember Kembali Dibuka

Hujan abu vulkanik sudah tidak turun lagi di kawasan Bandara Notohadinegoro sejak Sabtu 18 Juli 2017

oleh Liputan6 diperbarui 19 Jul 2015, 16:32 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2015, 16:32 WIB
20150719-Bandara Jember
Bandara Notohadinegoro Jember Jawa Timur. (Foto Antara)

Liputan6.com, Jember - Setelah ditutup selama sepekan, Bandara Notohadinegoro di Kabupaten Jember, Jawa Timur, kembali beroperasi normal melayani penerbangan dengan rute Jember-Surabaya PP. Penutupan bandara tersebut akibat abu vulkanik Gunung Raung.

"Bandara Notohadinegoro dibuka sejak pukul 06.03 WIB berdasarkan Notice to Airmen (Notam) Nomor C0582/15, sehingga aktivitas penerbangan hari ini kembali normal," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandara Notohadinegoro, Edi Purnomo di Jember, Minggu (19/7/2015).

Bandara yang berada di Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung itu ditutup sejak Senin 13 Juli 2015 hingga Sabtu 18 Juli 2015. Penutupan dilakukan lantaran kawasan bandara dan rute penerbangan terkena dampak guyuran debu vulkanik Gunung Raung di Bondowoso, Jawa Timur.

Menurut dia, hujan abu vulkanik sudah tidak turun lagi di kawasan Bandara Notohadinegoro sejak Sabtu 18 Juli 2017. Petugas pun sudah membersihkan landasan pacu (runway) dan sejumlah sarana penunjang di bandara yang sempat terkena abu vulkanik.

"Penerbangan pesawat Garuda Indonesia berjalan lancar, namun sempat terlambat karena mendung," ujar Edi.

Penerbangan dari Bandara Notohadinegoro Jember menuju Bandara Juanda Surabaya berangkat pukul 10.20 WIB, namun akibat mendung pesawat jenis ATR 72-600 berkapasitas 70 penumpang itu berangkat pukul 12.27 WIB.

"Pesawat Garuda landing pukul 11.55 WIB dan tinggal landas sekitar pukul 12.27 WIB. Penumpang yang tiba di Bandara Notohadinegoro, Jember, sebanyak 15 orang, sedangkan penumpang yang berangkat dari Jember menuju Surabaya sebanyak 22 orang," kata dia.

General Manajer PT Garuda Indonesia Tbk Area Jember, Syamsul Adnan, sebelumnya mengatakan, penutupan Bandara Notohadinegoro Jember selama beberapa hari akibat abu vulkanik Gunung Raung berdampak pada penurunan jumlah penumpang selama arus mudik Lebaran.

"Awalnya prediksi kami terjadi peningkatan jumlah penumpang di bulan Juli seiring dengan liburan sekolah dan arus mudik Lebaran, namun yang terjadi justru sebaliknya yakni penurunan yang cukup signifikan," ucap Syamsul.

Ia berharap aktivitas Gunung Raung tidak kembali meningkat, sehingga tidak memengaruhi aktivitas penerbangan di sejumlah bandara, termasuk di Bandara Notohadinegoro. (Ant/Ali/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya