Derita Korban Kebakaran Gembrong: Toko Ludes, Barang Dijarah

Selain toko yang dilalap api, para pedagang juga harus rela kehilangan barang dagangannya akibat dijarah.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 05 Agu 2015, 17:24 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2015, 17:24 WIB
20150805-Pasar Gembrong
Kebakaran Pasar Gembrong menyisakan duka bagi para korban. (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran yang menghanguskan puluhan rumah dan toko di kawasan Pasar Gembrong, Jatinegara, Jakarta Timur, menyisakan duka. Para pedagang harus rela kehilangan barang dagangannya. Tak sampai di situ, aksi para penjarah menambah luka hati para korban.

Hal ini dialami Aziz (50). Toko mainan miliknya ludes dilalap api. Hampir tidak ada barang yang bisa diselamatkan dari toko mainan berukuran 3x10 meter itu.

Pria berkaus abu-abu itu masih ingat aksi penjarah saat kebakaran berkobar pada Selasa 4 Agustus 2015 malam. Mereka dengan santai masuk ke toko seakan ingin membantu menyelamatkan dagangan miliknya.

Tapi, itu hanya akal bulus semata. Para penjarah justru memilih mainan dengan harga mahal untuk dibawa kabur.

"Sekarang mana ada orang mau nyelametin pilih-pilih barang. Sudah begitu, keluar arahnya bukan lurus tapi malah belok lalu hilang," tutur Aziz di lokasi, Rabu (5/8/2015).

Menurut Aziz, aksi kriminal itu tidak hanya dialami dirinya. Banyak pemilik toko lainnya yang juga bernasib sama dengannya.

"Di toko sana, ada wanita cantik sekali tapi dia mengambil bantal yang biasa buat leher. Sempat ribut di sana dia bilang itu dia beli. Enggak tahu bagaimana kelanjutannya," imbuh Aziz.

Pria yang sudah mulai tumbuh uban di kepalanya ini hanya bisa pasrah. Penjarah itu diikhlaskannya dan sudah menjadi hal yang wajar di tengah musibah seperti ini.

"Saya yakin bukan warga sini. Ya biar saja, namanya manusia. Ada saja yang merasa kurang," kata Aziz.

Kini dia memilih membenahi toko yang sudah menghitam itu. Dia dan beberapa pegawainya membereskan barang yang masih bisa dimanfaatkan atau mungkin dijual kembali.

"Sementara nganggur dulu. Toko cuma ini satu-satunya," tutup Aziz. (Ali/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya