Liputan6.com, Magelang - Nahdlatul Ulama (NU) telah menggelar Muktamar ke-33 di Jombang, Jawa Timur. Dalam ajang yang digelar tiap 5 tahun itu, Said Aqil Siradj terpilih menjadi ketua umum PBNU periode 2015-2020.
Terpilihnya Said Aqil kembali memimpin NU memantik reaksi. Seorang kandidat calon ketua umum tidak menerima proses dan hasil muktamar itu, bahkan meminta diulang.
Namun Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj yakin konflik di tubuh Nahdlatul Ulama pasca-Muktamar ke-33 di Jombang, Jawa Timur, akan berakhir. Semua pihak akan menerima hasil tersebut.
Advertisement
"Semua pihak akan menerima hasil Muktamar ke-33 di Jombang dan tidak ada yang menggugatnya," kata Said Aqil usai acara halal bihalal Persatuan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiah Kaaffah di Ponpes Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu 8 Agustus 2015 malam.
Said berjanji akan merangkul semua pihak, termasuk yang menolak hasil muktamar. "Saya yakin konflik tidak berlanjut dan tidak akan ada yang menggugat hasil muktamar," ujar dia.
Ia mengatakan konflik yang muncul dalam tubuh NU pada muktamar itu hanya sekadar emosi sesaat. Hal tersebut dinilainya sebagai bagian dinamika berorganisasi dan bukan kemarahan atau permusuhan sejak lama.
"Hal itu biasa terjadi di kalangan NU, sehingga tidak akan berkembang menjadi masalah besar," tukas Said Aqil. (Ant/Ali/Ans)