Impian Capim KPK: Pimpinan Tepuk Pundak dan Ngopi Bareng

Sujanarko menerangkan, walaupun KPK independen, tidak bisa bergerak sendirian.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 26 Agu 2015, 18:44 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2015, 18:44 WIB
20150822-Gedung-KPK
Gedung KPK (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi KPK Sujanarko‎ menilai, komunikasi di lembaganya kurang berjalan dengan baik. Bahkan, ia merasa kesepian bekerja di KPK.

"Tidak bumpet (mampet) 100 persen, tapi memang karena kan orang masuk KPK sudah jadi semua. Sehingga untuk melakukan pengaruh ke lintas deputi itu effort nya luar biasa. Tapi untuk level yang kita kuasai tidak apa-apa. Saya merasa kesepian," kata Sujanarko dalam wawancara tahap akhir calon pimpinan KPK, di Gedung Setneg, Jakarta, Rabu (26/8/2015).

Sujanarko ingin suasana KPK di bawah kepemimpinannya tanpa sekat dan bisa bergaul dengan siapa saja. Pimpinan KPK perlu rendah hati.

"Orang KPK harus belajar rendah hati. Pimpinan harusnya datang ke bawah, tepuk pundak, ngopi bareng. Itu yang kurang. Di KPK memang butuh orang yang cukup rendah hati sehingga tidak jadi konflik berkelanjutan," tutur Sujanarko.

Sujanarko menerangkan, walaupun KPK independen, tidak bisa bergerak sendirian. KPK perlu mematuhi strategi nasional dan bekerja sama dengan institusi lain.

"Harusnya gandeng juga Menko Polhukam, Bappenas. Momentum-momentum itu tidak digunakan sehingga seakan-akan jalan sendiri. Ke depan KPK harus koordinasi politik hukum negara," tegas dia

Terkait pola komunikasi, Sujanarko ingin membenahinya. Saat KPK jilid I, ujar dia, komunikasi banyak menggunakan pola paperless atau tidak pernah menggunakan kertas‎. Namun, saat ini, Sujanarko menilai KPK lebih birokratis karena menggunakan kertas untuk komunikasi.

"Sebetulnya paperless untuk percepat komunikasi. Ke depan dikembalikan ke roh awal. Komunikasi KPK di seluruh bidang bisa dipercepat dengan itu," tandas Sujanarko. (Mvi/Sun)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya