Liputan6.com, Jakarta - Fraksi Partai Hanura menilai usulan kenaikan gaji presiden bukanlah hal yang mendesak. Kondisi ekonomi Indonesia sedang melemah.
Bendahara Fraksi Hanura Miryam S Haryani memandang usulan kenaikan gaji presiden yang digaungkan Fraksi PDI Perjuangan ini bisa menimbulkan kegaduhan politik.
"Bagi Hanura, secara fungsional kenaikan tunjangan perlu tapi itu bukan perkara mendesak, apalagi di tengah ekonomi yang terus stagnan begini sehingga lebih baik memaksimalkan tunjangan yang memang sudah ada saja," kata Miryam di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (18/9/2015).
"Apabila sikap seperti ini terus dibiarkan, tentu ke depan akan susah memunculkan situasi yang kondusif, karena kegaduhan yang diciptakan sendiri," sambung dia.
Anggota Komisi V DPR itupun mengaku heran kenaikan tunjangan bagi anggota dewan ditolak, namun mengusulkan kenaikan gaji presiden.
‎"Apabila kenaikan tunjangan kinerja ditolak tapi gaji presiden dinaikkan tentu kita juga akan bertanya balik, apakah kinerja Presiden selama ini juga sudah maksimal dan layak untuk dinaikkan gajinya?" tanya Miryam.
Menurut dia, konsisten bersikap itu penting dalam berpolitik agar tidak bertentangan dengan cita-cita yang dibangun selama ini. Apalagi, cita-cita tersebut bertujuan untuk kepentingan rakyat Indonesia.
"Jadi, konsisten itu perlu agar tidak terjadi kontradiksi di sana-sini dan ikut memberi contoh praktik berpolitik yang baik bagi masyarakat luas," tandas Ketua Srikandi Hanura tersebut.
Presiden Mengkritik
Presiden Jokowi malah mengkritik usulan itu. Menurut dia, usulan tersebut tidak pantas disampaikan ke publik dalam situasi perekonomi yang melambat seperti sekarang.
"Jangan‎ aneh-aneh lah, ekonomi melambat kayak gini. Urusan gaji, urusan tunjangan, malu," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis 17 September 2015.
Mantan Gubernur DKI tersebut mengaku tidak mengetahui adanya usulan kenaikan gaji presiden dan wakil presiden. Dia kemudian mempertanyakan asal-muasal usulan kenaikan gaji. "Saya tanya, itu usulannya dari mana?" kata Jokowi. (Bob/Mut)
Kenaikan Gaji Presiden Dinilai Bisa Timbulkan Kegaduhan Politik
Sebab, perekonomian Indonesia sedang lemah.
diperbarui 18 Sep 2015, 14:56 WIBDiterbitkan 18 Sep 2015, 14:56 WIB
Presiden Jokowi memberikan pernyataan pers terkait kecelakaan Pesawat Trigana di Papua, Jakarta, Senin (17/8/2015). Presiden telah menugaskan tim taktis untuk mengevakuasi Pesawat Trigana Air yang jatuh. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Memahami 5W 1H Apa Saja: Panduan Lengkap untuk Menganalisis Informasi
Top 3: Perjalanan Glodok Plaza sebagai Pusat Perbelanjaan Modern
Pertama Kalinya, Trafik ke Google Search Turun di Bawah 90 Persen
Top 3 Islami: Jemaah Gus Baha Menangis saat Dikisahkan Syafaat Rasulullah di Hari Kiamat, Bolehkah Sholat
Cara Menyimpan 6 Bahan Makanan agar Masak Bisa Sat Set
Apa itu Etnosentrisme? Pengertian, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Cuaca Hari Ini Jumat 17 Januari 2025, BMKG Perkirakan Jakarta Hujan Seharian
Makan Apa: Panduan Lengkap Pilihan Menu untuk Berbagai Kesempatan
Harga Mobil Naik, Daihatsu Tetap Optimistis Pasar Otomotif 2025 Tumbuh
Apa itu Ekonomi: Pengertian, Jenis, dan Prinsip Dasarnya
Langit Pantai Bimorejo Meriah dengan Atraksi Udara, Tawarkan Sensasi Wisata Baru di Banyuwangi
Dibiayai Kuliah hingga Sukses, Miliarder asal China Ini Bagi-Bagi Uang ke Warga di Kampung Halaman