Jokowi Minta Sail Indonesia Dipersiapkan Lebih Awal

Dalam acara puncak Sail Tomini, pengunjung dihibur dengan atraksi udara 3 pesawat Sukhoi TNI AU

oleh Liputan6 diperbarui 19 Sep 2015, 11:41 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2015, 11:41 WIB
20150825-Jokowi
Presiden Joko Widodo. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Parigi - Presiden Jokowi meminta kepada jajaran menteri dan gubernur serta bupati agar Sail Indonesia berikutnya dipersiapkan lebih awal, paling tidak 2 tahun sebelumnya sehingga hasilnya lebih sempurna.

"Ini adalah yang ketujuh. Untuk sail-sail berikutnya, saya mau titip 2 pesan, khususnya kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta para gubernur dan bupati," kata Presiden Jokowi dalam amanatnya pada puncak acara Sail Tomini 2015 di Pantai Kayubura, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng, Sabtu (19/9/2015).

Pria bernama lengkap Joko Widodo itu mengatakan, Sail Tomini sudah bagus tapi harus dipasarkan atau memiliki manajemen marketing yang efektif dan intensif paling tidak setahun sebelumnya supaya seluruh nusantara dan dunia tahu.

"Manfaatkan televisi dan media massa lainnya serta media sosial untuk menjual even Sail ini, sehingga saat hari H, ratusan juta masyarakat Indonesia dan dunia sudah mengetahuinya," ujar dia.

Jokowi mengatakan, setelah kegiatan sail selesai, harus ada kegiatan tindak lanjut yang dilakukan setiap pekan atau tiap bulan sehingga tidak langsung berhenti begitu saja.

Pesan kedua, kata Kepala Negara, terkait tari tradisional yang harus dipersiapkan secara maksimal dengan melibatkan koreografer profesional.

"Saya saksikan tari tradisional Songulara Mombangu sudah baik, tapi kalau tarian ini dipersiapkan sejak jauh hari, maka akan menghasilkan tarian yang sempurna," ujar Jokowi.

Kostum Peserta

Jokowi kemudian memanggil seorang penari bernama Litanwati dan seniman Yuku Mokodompis ke panggung untuk dialog.

"Kamu latihan untuk tarian ini berapa lama," tanya Presiden yang dijawab 6 bulan oleh Litnawati.

"Tidak cukup, seharusnya kamu latihan sejak dua tahun lalu," ujar Presiden di depan 3.000-an undangan, termasuk mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dan 15 menteri serta puluhan duta besar dan diplomat negara-negara sahabat.

"Siapa yang bikin kostum ini?" tanya Presiden lagi dan dijawab spontan, "Rakyat, Pak," oleh Litnawati yang disambut tawa hadirin.

Presiden mengatakan, bila pembuatan kostum ini melibatkan desainer maka akan menghasilkan kostum yang lebih menarik.

Sedangkan seniman Yuku Mokodompis yang diminta Presiden mengomentari kostum itu mengemukakan bahwa jahitannya terlalu ketat sehingga dirasakan kurang nyaman dan bahannya seharusnya terbuat dari katun agar lebih nyaman.

"Saya tegaskan bahwa penting sekali persiapan even yang lebih awal dengan perencanaan dan pengorganisasian yang baik agar menghasilkan acara dan produk-produk yang lebih sempurna," kata dia.

Menurut Presiden, sail-sail berikutnya tidak harus dilaksanakan pada pagi hari tetapi bisa sore dan malam hari dan dengan manajemen pencahayaan yang baik, acara akan lebih meriah dan menarik dikunjungi banyak orang.

Beragam Atraksi


Sementara, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan kebudayaan Puan Maharani mengatakan usai Sail Tomini 2015, akan dilakukan evaluasi secara mendalam dan komprehensif agar sail-sail berikutnya lebih menarik dan bermanfaat bagi masyarakat, daerah dan negara dalam jangka panjang.

Dalam acara puncak Sail Tomini, pengunjung dihibur dengan atraksi udara 3 pesawat Sukhoi TNI AU, terjun payung dan atraksi personel marinir serta parade kapal perang yang diikuti 28 KRI, enam kapal perang dari Malaysia, Singapura, Tiongkok, Korea Selatan, dan Australia dengan tema "Indonesia Poros Maritim Dunia".

Juga ada 100 kapal nelayan, 17 kapal ikan, 25 kapal nelayan tradisional Sandeq dari Sulawesi Barat serta 6 kapal milik pemerintah dari berbagai kementerian dan lembaga negara.

Presiden juga menandatangani sampul peringatan Sail Tomini 2015, meresmikan rumah sentra informasi nelayan, mengunjungi Sail Tomini Expo, memanen udang supra intensif dan meresmikan jembatan Dolago, semuanya di Kabupaten Parigi Moutong. (Ant/Mvi/Ado)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya