Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, pemerintah terus mengupayakan penanganan pengungsi korban bencana erupsi Gunung Sinabung di Sumatera Utara, dan kebakaran hutan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Ia menepis anggapan pemerintah tidak serius menanggulangi bencana erupsi Sinabung. Pemerintah selama ini menuntut BNPB sangat serius menyelesaikan bencana, ini merupakan bukti perhatian kepada daerah.
"Untuk pengungsi erupsi Gunung Sinabung, BNPB telah menyediakan 666 hektare lahan pinjaman, ini kami rasa sangat cukup untuk merelokasi pengungsi dan penyediaan lahan pertanian 370 kepala keluarga," ucap Sutopo. ‎
Menurutnya, masing-masing kepala keluarga akan diberikan rumah tipe 36 dengan luas tanah 200 meter persegi. Diharapkan pembangunan rumah-rumah tersebut selesai Desember 2015.
"‎Rumah-rumah tersebut telah diberikan dan saat ini tengah dirampungkan lahan pertanian serta fasilitas umum," kata dia. ‎
Menurutnya, dampak dari status awas Gunung Sinabung saat ini menyebabkan 7 desa harus dikosongkan demi menghindari dampak erupsi yang membahayakan bagi manusia. ‎
"Sampai 18 September 2015, tercatat ada 9.538 jiwa dari sekitar 2.500 kepala keluarga yang mengungsi sejak 2013. Relokasi dan penyediaan lahan akan dilakukan bertahap sampai 2016," kata Sutopo. ‎
Ia pun menghitungkan, total sejak terjadi erupsi pada 13 September 2013 lalu, pihaknya telah memberi bantuan kepada Kabupaten Karo, Sumatera, sebanyak Rp 171.831.699.626.
"Dana tersebut dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, operasional tanggap darurat, pemberian insentif padat karya untuk kepala keluarga terdampak, sewa rumah dan lahan pertanian, serta pembagungan 370 hunian tetap dan pembangunan jalan sepanjang 9,20 kilometer," ucap Sutopo.
Sedangkan untuk penanganan bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan, BNPB menyediakan dana Rp 385 miliar. Selain itu pihaknya juga mengerahkan 17 helikopter water bombing.
"Helikopter tersebut disebar di Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur," kata dia.
Selain helikopter itu, BNPB bersama BPPT juga mengerahkan 4 pesawat Casa 212 di Riau sejak 6 Juni 2015. Pesawat itu telah menaburkan 125 ton garam ke awan untuk menciptakan hujan buatan.
"Pesawat casa 212-200 juga ditempatkan di Sumatera Selatan sejak 12 Juli 2015 dan telah menaburkan 37 ton garam untuk menciptakan hujan buatan. Di Kalimantan Barat, pesawat Casa 212 juga menaburkan 22 ton garam untuk hujan buatan," pungkas Sutopo. (Ron/Yus)
Energi & Tambang