Kabut Asap, Andi Bosan Libur Sekolah

Pemerintah Jambi kerap meliburkan siswanya gara-gara kabut asap. Libur semester siswa pun diambil sebagai ganti.

oleh Bangun Santoso diperbarui 29 Sep 2015, 19:34 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2015, 19:34 WIB
Protes Bencana Asap, Warga Jambi Pasang Masker di Patung Pahlawan
Dalam 2 pekan terakhir, Kota Sungai Penuh, wilayah paling barat Provinsi Jambi, diselimuti kabut asap pekat.

Liputan6.com, Jambi - Rona kecewa langsung terlihat di wajah Andi, siswa SDN 47 Kota Jambi, begitu sampai di gerbang sekolahnya di kawasan Telanaipura, Selasa (29/9/2015). Papan pengumuman di depan gerbang bertuliskan sekolah kembali diliburkan dua hari ke depan akibat kabut asap.

"Kami bosan libur terus pak," ujar Andi kepada Syaipul, sang ayah yang mengantarnya ke sekolah.

Pagi itu seharusnya Andi masuk sekolah dan belajar seperti biasanya. Namun niat belajar dan bertemu teman sekelasnya urung karena sekolahnya kembali diliburkan. "Sudah satu bulan ini Andi kerap libur, hampir tiap pekan diliburkan akibat kabut asap," ujar Syaipul kepada Liputan6.com.

Bapak tiga anak ini mengaku kasihan melihat Andi jarang masuk sekolah meski tetap diberi pekerjaan rumah alias PR oleh gurunya. "Seharusnya ia (Andi) tidak hanya belajar di sekolah, namun bermain riang bersama teman-temannya," ujar dia.

Meski demikian, Syaipul tetap mendukung keputusan Dinas Pendidikan Kota Jambi meliburkan anak sekolah karena demi kesehatan para siswa. Ia berharap kondisi asap bisa cepat berkurang.

Kerapnya siswa libur menjadi alasan Disdik Kota Jambi berencana meniadakan libur semester. Ini dilakukan agar proses belajar mengajar tetap sesuai kalender pendidikan yang ditetapkan.

"Jadi libur semester nanti siswa tetap akan masuk sekolah. Ini untuk mengganti hari efektif yang sebelumnya diliburkan akibat kabut asap," ujar Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Menengah Disdik Kota Jambi, Mulyadi.

Berdasarkan data Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Jambi, indeks pencemaran udara di Jambi hingga Selasa pagi tadi mencapai 385 psu. Meski menurun dibanding hari sebelumnya, namun kondisi tersebut masuk kategori berbahaya.

Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi juga belum bisa beroperasi karena jarak pandang berkisar antara 800-900 meter. Kondisi tersebut dibawah jarak pandang normal. Di mana normalnya, bandara bisa didarati pesawat, apabila jarak pandang 2.500 ke atas.

Sejak Senin 28 September 2015 kemarin, Pemprov Jambi resmi memperpanjang masa tanggap darurat penanggulangan kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di daerah itu. Hal ini dinyatakan langsung oleh Pelaksana Tugas Gubernur Jambi, Irman.

Sebaran kabut asap](2328406 "") di Jambi hampir merata di seluruh daerah. Bahkan, sudah sampai di Kabupaten Kerinci yang notabene adalah kawasan pegunungan dan jauh dari ibukota provinsi.

Sementara daerah paling rawan terjadi kebakaran adalah Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) dan Muarojambi. Ketiga daerah itu banyak terdapat lahan gambut yang mudah terbakar.

Berdasarkan data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jambi, kawasan yang terbakar di Provinsi Jambi luasnya mencapai 33 ribu hektar. Kawasan itu mencakup lahan masyarakat, perkebunan milik perusahaan, dan hutan tanam nasional. (Hmb/Sun)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya