Liputan6.com, Jakarta - Penanganan kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan ‎di Kalimantan dan Sumatera terus dilakukan. Namun pemerintah pesimistis penanganan kebakaran yang berdampak pada bencana kabut asap itu selesai dalam waktu cepat. Apalagi, fenomena El Nino terbilang lebih parah dari 1997.
‎"Tantangan utama kita, El Nino melebihi 97-98.‎ Saya enggak yakin 2 minggu akan selesai untuk zero asap, tapi berkurang signifikan iya," ujar Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (12/10/2015).
Menurut dia, pemerintah telah melakukan upaya pemadaman kebakaran melalui water bombing dan hujan buatan. Namun proses pembuatan hujan masih terkendala dengan kondisi awan yang masih sangat minim di daerah tersebut.
"Langkah jangka pendek kita fokus pemadaman. Tanpa hujan sulit, tapi water bombing dengan masif dapat mengurangi asap. Kami gunakan drone untuk memantau titik api sebelum pesawat water bombing ke lokasi," tutur Luhut.
Sulitnya penanganan kabut asap karena sebagian besar kebakaran ada di lahan gambut. Pada musim kemarau berkepanjangan, kawasan tersebut rentan terbakar. Lahan gambut sewaktu-waktu bisa kembali terbakar akibat panas yang ada di tanah.
‎"Ini pelajaran bahwa lahan gambut itu sulit diatasi. Pemberian 4,8 juta hektar adalah masalah besar bagi kami khusunya pada musim El Nino,"‎ ucap Luhut.
Adanya bantuan pesawat water bombing dari beberapa negara sahabat, dia berharap kebakaran lahan dan hutan segera ‎selesai. Namun agar lebih efektif, dia masih mengharap hujan deras secara berturut-turut turun di kawasan tersebut untuk mengantisipasi munculnya kembali titik api.
"Jumlah pesawat ini kita harap pemadaman segera usai. Tapi kami tetap berharap jika ada hujan deras selama 3-4 hari berturut-turut dalam 1-2 minggu ke depan, maka akan selesai. Tapi jika tidak, harus sangat hati-hati karena timbulnya kembali api dari bawah karena lahan gambut tadi," pungkas Luhut. (Bob/Ali)
Pemerintah Pesimistis Penanganan Kabut Asap Cepat Selesai
Apalagi, fenomena El Nino terbilang lebih parah dari 1997.
Diperbarui 12 Okt 2015, 22:47 WIBDiterbitkan 12 Okt 2015, 22:47 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Manfaat Daun Seledri dan Ragam Resep Praktisnya, Baik untuk Kesehatan
VIDEO: Longsor Timpa Rumah Warga di Garut, Ayah dan Anak Tertimbun
Perjalanan Kasus Anggun C Sasmi yang Dituduh Mendukung Zionisme
Mimpi Melihat Cicak dalam Islam: Tafsir dan Maknanya
Tidak Sholat karena Susah Khusyuk, Begini Kata Buya Yahya dan UAH
Kalahkan Girona di La Liga, Raul Asencio Tampil Mengesankan: 1 Pertandingan, 3 Pasangan Berbeda!
Cara Menjadi Perempuan Elegan, Bangun Sikap yang Dikagumi dan Dihormati Ini
Ciri Mata Katarak: Kenali, Penyeba, Gejala, dan Penanganannya
Saksikan FTV Kisah Nyata Spesial di Indosiar, Senin 23 Februari Via Live Streaming Pukul 13.00 WIB
Tren Rambut Korea 2025, Bantu Tampil Cantik Ala Artis Kpop
Pak Bas Ingin Danantara Cuil Sedikit Dividen Buat Bangun IKN
Arti Mimpi Digigit Lintah di Kaki: Makna dan Tafsir yang Perlu Anda Ketahui