Luhut: Tak Benar Penanganan Kabut Asap Tumpang Tindih

Luhut menegaskan, tidak ada kekacauan dalam menangani kabut asap.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 12 Okt 2015, 14:53 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2015, 14:53 WIB
20150918-Luhut
Menko Polhukam Luhut Pandjaitan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam‎) Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim, penanganan bencana kabut asap terkoordinir dengan baik. Dirinya juga menegaskan, tidak ada kekacauan dalam menangani kabut asap itu.

"Saya ingin garis bawahi, semua operasi terkoordinir dan terukur dengan baik. Tidak benar operasi tumpang tindih," ujar Luhut saat konpers di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (12/10/2015).

Koordinasi tersebut, kata Luhut, dilakukan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menjadi salah satu pemegang komando operasi. Kemudian Polri diminta mengusut kemungkinan perusahaan yang bertanggungjawab terhadap kebakaran lahan dan hutan itu.

‎"Presiden memerintahkan kami koordinasi dengan BNPB. Kami supervisi BNPB di lapangan. Dengan Polri, kami identifikasi tajam sehingga Polri bisa ambil tindakan administrasi perusahaan yang melakukan pelanggaran," tutur dia.

Luhut menjelaskan, saat ini pihaknya lebih fokus melakukan pemadaman di sejumlah titik api. Pemadaman dilakukan dengan sistem water bombing dan hujan buatan. Meski begitu, Luhut berharap bakal ada hujan deras yang turun di lokasi tersebut.

"Jangka pendek, kita fokus pemadaman. Tanpa hujan sulit padamkan api. Tapi water bombing dengan masif dapat mengurangi asap," ucap Luhut.

Sementara langkah jangka panjang yang akan dilakukan adalah menindak perusahaan yang terbukti terlibat dalam kebakaran lahan dan hutan. Lahan perusahaan yang terbakar akan ditarik pemerintah dan dikembalikan kondisinya seperti sedia kala.

‎"Pencegahan jangka panjang, kita akan cabut izin perusahaan. Lahan yang sudah terbakar akan diberikan lagi ke pemerintah dan dijadikan seperti awal," pungkas Luhut. (Ndy/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya