Liputan6.com, Jambi - Sejumlah warga di Kota Jambi mengaku kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari. Tak hanya dikepung asap, warga Jambi selama dua bulan terakhir kerap mendapat pemadaman listrik dan PDAM.
"Semenjak kabut asap ada, lengkap sudah kesulitan kami di Jambi. Dari pekatnya asap, listrik sering padam, air PDAM juga kering, ini jelas sangat mengganggu aktivitas kami sehari-hari," ujar Ajeng (30) salah seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Bagan Pete, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi, Rabu (21/10/2015).
Baca Juga
Menurut dia, jadwal pemadaman listrik ditempatnya tidak menentu. Pemadaman bisa berlangsung cukup lama, bahkan sampai setengah harian. "Bisa 4 jam lebih, bisa siang hari mati, atau malam hari tiba-tiba mati," ungkap Ajeng.
Advertisement
Ajeng berharap, kondisi tersebut bisa secepatnya kembali normal. Kabut asap yang sudah lama menyelimuti kotanya juga cepat hilang. "Di luar kabut asap, kami sering di dalam rumah, namun seringnya mati lampu jadi sangat mengganggu," kata dia.
Dalih PLN
Sementara itu, General Manajer PT PLN Wilayah S2JB, Budi Pangestu mengatakan, pemadaman bergilir terpaksa dilakukan karena air di beberapa lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) mengering dan tidak berfungsi.
Menurut dia, PLTA yang tidak berfungsi itu menyebar di beberapa wilayah. Diantaranya PLTA di Lampung, Bengkulu, Padang, Medan dan Aceh yang totalnya hampir 600 ribu mega watt tidak beroperasi secara penuh karena tidak ada air.
"Maka dari itu, kita tidak bisa berbuat banyak, kita berdoa agar turun hujan," ujar Budi di Jambi, Selasa 20 Oktober 2015.
Ia mengatakan, PLN se-Sumatera saat ini melakukan pemadaman karena terkendala masuknya energi pembangkit listrik. Jadi pemadaman bukan dirasakan masyarakat Jambi saja. (Nil/Tnt)