Kemarau Panjang, 2.000 Hektare Sawah di Pekanbaru Mengering

Karena sebagian wilayah Riau dilanda kekeringan, musim tanam terpaksa ditunda hingga waktu belum bisa ditentukan.

oleh M Syukur diperbarui 14 Okt 2015, 09:24 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2015, 09:24 WIB
20150930-Situ Cilodong-Depok
Anak-anak bermain di atas tanah retak Situ Cilodong, Kalibaru, Depok, Rabu (30/9/2015). Musim kemarau panjang menyebabkan situ Cilodong di Kelurahan Kalibaru, Cilodong mengalami kekeringan. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Pekanbaru - Kemarau panjang membuat petani di Riau, menunda musim tanam padi. Akibatnya, sekitar 2.000 hektare sawah dipastikan menjadi lahan 'mati' hingga hujan turun. Di antaranya di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).

"Kemarau panjang membuat lahan persawahan kekeringan dengan kondisi tanah retak dan merengkah," ungkap Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Maisir, Pekanbaru, Selasa 13 Oktober 2015.

Juli lalu, kata Maisir, petani sudah menjadwalkan musim tanam. Karena sebagian wilayah Riau dilanda kekeringan, musim tanam terpaksa ditunda hingga waktu belum bisa ditentukan.

"Petani tidak bisa memaksakan memulai musim tanam. Tanah yang retak dan merengkah tidak memungkinkan untuk ditanami padi. Kalau pun itu dipaksakan tanaman padi dipastikan akan mengalami gagal panen," kata dia.

Harapan petani, kata Maisir, hanya menunggu musim hujan. Jika air langit turun akhir Oktober atau November nanti, petani bisa memulai musim tanam.

"Kita berdoa saja agar hujan turun, Oktober atau November nanti," kata dia.

Menurut Maisir, seluruh areal persawahan di Kuansing kini sudah difasilitasi dengan jaringan irigasi. Hanya saja kemarau panjang membuat sumber air untuk irigasi ikut kering, sehingga irigasi tidak berfungsi dengan baik.

Di beberapa titik areal persawahan, Dinas Tanaman Pangan pernah membuat irigasi pompa. Tapi tidak bisa diterapkan di seluruh areal persawahan. Upaya ini hanya bisa dilakukan di areal persawahan yang dekat dengan Sungai Kuantan sebagai sumber air.

"Kalau jauh dari Sungai Kuantan sumber airnya tidak ada, jadi areal persawahan itu tidak bisa dibantu dengan irigasi pompa," ucap Maisir

Akibat musim kemarau, Maisir pesimis, target produksi beras tahun ini tercapai. Padahal pada 2015, pihaknya menargetkan produksi padi petani sekitar 46.2000 ton.

"Tahun ini sepertinya hanya 30.000 ton atau sekitar 70%. Bagaimana mau mengejar target, sampai kini masih 2.000 hektare lahan persawahan yang terpaksa menunda musim tanam," pungkas Maisir. (Rmn/Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya