Liputan6.com, Denpasar - Rajendra Nikalje alias Chhota Rajan alias Kumar Mohan (56), buronan Interpol yang terlibat setidaknya dalam 25 kasus pembunuhan dan pengeboman, pagi ini akan dideportasi ke negara asalnya, India.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Bali Kombes Bambang Yogaswara mengatakan, proses serah terima dari Kepolisian Bali kepada Interpol India sudah selesai‎ dilakukan.
"Soal administrasi semua sudah beres, tidak ada yang kurang," Kata Bambang di Mapolda Bali, Rabu (4/11/2015).
Menurut Bambang, deportasi terhadap Kumar Mohan siap dilaksanakan hari ini. Tapi, pihaknya masih menunggu informasi terbaru terkait cuaca yang mengakibatkan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, ditutup sejak kemarin.
"Rencananya memang hari ini. Mengenai jamnya kita tunggu cuaca. Jadi tergantung cuaca. Kalau bagus bisa segera diberangkatkan. Hanya tinggal tergantung cuaca saja‎," ujar Bambang.
Baca Juga
Bos gangster itu seharusnya dideportasi Selasa malam kemarin, tapi tertunda karena debu vulkanik anak Gunung Rinjani, Gunung Barujari, membuat Bandara I Gusti Ngurah Rai menutup total seluruh penerbangannya.
Deportasi bos gangster buronan Pemerintah India itu akan menggunakan maskapai penerbangan komersial. "Tidak ada yang khusus. Dia akan menumpang pesawat komersial," jelas Kabid Humas Polda Bali Kombes Hery Wiyanto.
Terkait pengawalan, Hery mengaku tak memberikan perlakuan istimewa. "Tidak ada pengamanan khusus, biasa saja. Dari Polda Bali kita antar ke bandara, nanti kita serahkan di sana," ujar Hery.
Chhota Rajan alias Kumar Mohan merupakan penjahat yang memulai kariernya dari bawah. Awalnya, dia terlibat kejahatan kelas teri seperti pencurian. Lambat laun dia bergabung dengan geng pimpinan Bada Rajan, mafia paling ditakuti di India era 1980-an.
Setelah kematian Bada, Chhota menggantikan takhta kepemimpinan bosnya. Dia memulai aksinya pada 1993 dengan menyuruh pembantunya Dawood Ibrahim melakukan pengeboman paling mematikan di India. Insiden itu menewaskan 250 orang dan melukai lebih dari 700 orang di Mumbai.
Usai insiden itu, Chhota bersama Dawood kemudian pecah kongsi karena Dawood juga menginginkan kekuasaan. Akibat perpecahan ini, Dawood menyewa penembak jitu menghabisi nyawa Chhota. Tahu dirinya menjadi target pembunuhan, Chhota melarikan diri ke Bangkok, Newcastle, dan Australia. (Sun/Ans)*
Advertisement