5 Teror Bom Mother of Satan di Dunia

Tak cuma Indonesia dan Paris, TATP juga pernah menjadi teror di sejumlah negara lain.

oleh Nadya Isnaeni diperbarui 15 Nov 2015, 20:41 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2015, 20:41 WIB
20151114-teror-paris-bataclan
Petugas pemadam kebakaran menolong korban serangan di dekat Gedung Konser Bataclan. (Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Teror mencekam Paris, Prancis pada Jumat malam 13 November 2015. Tercatat ada 7 serangan dalam rangkaian teror yang terjadi di 6 lokasi.

Lebih dari 100 orang tewas dalam malam berdarah itu. Para pelaku teror Paris dikabarkan menggunakan jenis bahan peledak jenis triacetone triperoxide atau TATP.

TATP yang sering disebut sebagai 'Mother of Satan' atau 'Ibu dari Setan' ini bisa dibuat dari bahan kimia murah dan mudah didapatkan. Laman Thefutureofthings menyebutkan, TATP telah digunakan para militan dan teroris dalam beberapa dekade terakhir.

Bahan ini ditemukan pada 1895 oleh seorang ilmuwan Jerman Richard Wolffenstein. Berbeda dengan TNT, TATP sangat sensitif dan tak memerlukan detonator untuk meledakkannya.

Disebutkan, TATP adalah pilihan favorit para teroris di Timur Tengah. Lantaran sederhana, hanya memerlukan ahli kimia untuk bisa meramu hingga menjadi ledakan pencabut nyawa.

TATP juga adalah bahan yang sama yang digunakan Leopard 'Alone Wolf' si bomber muda pelaku teror di Mal @ Alam Sutera, Tangerang, Banten pada 28 Oktober 2015 lalu.

Tak cuma Indonesia dan Paris, TATP juga pernah menjadi teror di sejumlah negara lain. Berikut catatan yang dihimpun Liputan6.com, Minggu (15/11/2015):

Paris ke Miami

Bom sepatu di penerbangan American Airlines 63 dari Paris, Prancis ke Miami, AS tercatat sebagai teror TATP yang paling terkenal.

Saat itu bahan-bahan peledak tersebut diletakkan di sepatu oleh pelaku Richard C Reids. Ia terbang dengan American Airlines pada 22 Desember 2001. Richard duduk di kursi 29 di samping jendela.

Setelah 1,5 jam mengudara, salah satu kru pesawat mencium bau tak sedap seperti terbakar. Setelah ditelusuri, bau tersebut berasal dari tempat duduk Reid.

Mereka lalu terlibat percecokan. Saat itu, Reid bersiap menyalakan korek api. Sementara kru lainnya memperingatkan kapten pesawat.

Reid berhasil menyalakan api dan menjatuhkan ke sepatunya. Api sempat memercik. Maka terjadilah pergumulan antara Reid, pramugara, dan juga penumpang lain.

Namun warga negara Inggris keturunan Jamaika itu berhasil dilumpuhkan. Pesawat itu lalu mendarat darurat di bandara udara Boston.

Pihak keamanan menyatakan, bahan peledak itu ditemukan di sepatu berbahan TATP. Sulit untuk dideteksi oleh alat deteksi manapun. Semenjak insiden itu, bandar udara memperbarui alat pendeteksi, dan mereka mewajibkan pemeriksaan dengan membuka sepatu di pintu pemeriksaan.

London

7 Juli 2005. Pada hari nahas itu ledakan terjadi berentet di 4 lokasi yang berbeda. Ledakan pertama terjadi pukul 08.51, di kereta bawah tanah.

Kurang dari satu menit, sebuah ledakan keras diikuti percikan api dan asap hitam kembali terjadi di jalan Edgware.

Dan, kurang dari 50 detik, kereta di terowongan Russel square, London pun porak-poranda.

Teror berdarah itu adalah ledakan bom bunuh diri. Pelakunya, yakni Germaine, Mohammed Siddiqye Khan, dan Shehzad Tanweer, serta Hasib Hussain. Mereka tewas, bersama 52 orang tak bersalah.

Bahan peledak yang digunakan sama, si Ibu Setan TATP.

Kedubes Israel di London

1994 lalu ledakan bom mobil terjadi di depan Kedutaan Besar Israel, London. Sebanyak 12 orang terluka.

Tak lama 2 mahasiswa Palestina di Inggris ditangkap atas tuduhan konspirasi yang menyebabkan ledakan. Keduanya lalu dipenjara. Baru pada 2008 mereka bisa menghirup udara bebas.

Namun, ada kejanggalan dalam insiden ini. Menurut Independent, jauh sebelum terjadi ledakan, Kedubes Israel telah memperingati warganya untuk menjauh dari lokasi.

Mereka juga melapor kepada Scotland Yard, kepolisian Inggris, bahwa akan ada ancaman ledakan.

Kedua mahasiswa itu dalam sidangnya mengaku tak pernah membuat bom. Mereka menyatakan telah dijebak oleh agen mata-mata Negeri Zionis tersebut.

Serang

Ledakan bom terjadi di kantin karyawan lantai LG Mall @ Alam Sutera, Tangerang, Banten pada Rabu 28 Oktober sekitar pukul 12.00 WIB. Bom meledak ketika karyawan sedang istirahat makan siang. Akibat ledakan itu, 1 karyawan terluka.

Tak lama kepolisian menangkap Leopard Wisnu Kumala. Kepada aparat, Leopard mengaku telah membuat 5 bom.

Bahan peledaknya: TATP.

Peledak pertama diletakkan di Foodhall 6 Juli 2015. Bom kedua di toilet pengunjung. Bom ketiga di toilet kantin karyawan sama dengan bom keempat yang meledak 28 Oktober 2015.

Di hadapan Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Khrisna Murti, Leopard mengaku terlilit utang. Sehingga nekat mengancam pihak Mall @Alam Sutera dengan bom.

Paris

Jumat 13 November 2015 malam waktu setempat, Paris, Prancis dicekam 7 serangan dalam rangkaian teror di 6 lokasi.

Kelompok ISIS mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan lebih dari 100 orang itu.

Kelompok teroris itu menyatakan telah mengirim 'pejuangnya', yang diikat dengan sabuk bom bunuh diri dan membawa senapan mesin ke berbagai lokasi di jantung ibu kota Prancis.

Seorang jaksa penyidik Kota Paris, Prancis yang dilibatkan dalam penanganan pasca-teror mengatakan, bahwa jenis bahan peledak yang digunakan oleh penyerang --yang mengenakan rompi bunuh diri-- adalah TATP (triacetone triperoxide). (Ndy/Ans)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya