Pecahkan Kaca Pintu, Seorang Napi Lapas Anak Tangerang Kabur

Setelah memecahkan kaca pintu ruang server dan database Lapas Anak Tangerang, Septian menaiki loteng dan membobol genting.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 08 Des 2015, 03:32 WIB
Diterbitkan 08 Des 2015, 03:32 WIB
Narapidana kabur
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Laki-laki Klas II A Tangerang, Banten. (Liputan6.com/Naomi Trisna)

Liputan6.com, Tangerang - Seorang narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Pria Klas II A Tangerang, Banten, kabur dari sel tahanannya seusai menunaikan salat asar. Septian Priyanto alias Balong (17) kabur setelah memecahkan kaca pintu ruang server dan data base lapas.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Liputan6.com, kaburnya narapidana kasus pencurian dengan pemberatan ini terjadi pada Sabtu 5 Desember lalu, saat tidak ada petugas yang berjaga. Septian kabur dengan cara memecahkan kaca pintu, kemudian menaiki loteng dan membobol genting.

Selanjutnya, ia melarikan diri ke arah Masjid Raya Al Adzhom. Saat ini Septian yang merupakan warga Marunda Barat, RT 14 RW 03, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara tersebut masih dikejar petugas.

Kepala Seksi Pembinaan Lapas Anak Pria Klas II, Muhammad Rizal Fuadi membenarkan kaburnya Septian. Namun dia enggan menjelaskan secara detail kasus tersebut.

"Iya benar. Coba tanya Bu Nety (Kalapas Anak Pria Tangerang) saja," ucap Rizal saat dihubungi lewat telepon selulernya, Senin (7/12/2015) malam.

Kronologi Napi Kabur

Sementara itu Kalapas Anak Laki-laki Klas II A Tangerang Netty Saraswati, kaburnya Septian terekam oleh CCTV. Napi anak tersebut beraksi usai melaksanakan salat asar sekitar pukul 17.30 WIB. Dia pun menjelaskan secara detail kaburnya Septian dari tahanan.

Usai salat di masjid lapas bersama anak lainnya, ternyata Septian tidak kembali ke selnya, melainkan bersembunyi di sana beberapa saat untuk menghindari petugas. Kemudian dia mengendap-ngendap memanjat jendela terali untuk mengalihkan CCTV ke sisi lain.

"Dia berupaya agar CCTV tidak memantaunya, kebetulan juga saat itu petugas tidak berada di ruang CCTV, sehingga aksinya tidak terpantau," beber Netty di kantornya, Senin 7 Desember 2015.

Selanjutnya, imbuh Netty, Septian menuju ruang server data base dan memecahkan kaca pintunya dengan menggunakan batu yang dililit dengan sarung. Setelah kaca pecah, dia naik ke atap plafon yang tingginya 3 meter dengan menumpuk lemari dan barang lainnya.

"Dia melakukannya dengan sangat cepat dan rapih. Setelah berhasil naik, dia menjebol atap plafon dan genting. Lalu berlari ke arah atap yang menghadap Masjid Al Azhom, lalu melompat ke tiang telepon untuk turun dan melarikan diri," tutur Netty.

Menurut Netty, Septian merupakan tahanan dari Rutan Salemba. Dia dihukum 18 bulan karena kasus pencurian kendaraan bermotor di Jakarta. Kemudian dipindahkan ke Lapas Anak Tangerang pada Juni 2015.

Dia baru menjalani hukuman selama 6 bulan dan sudah mendapat remisi sebanyak 1 bulan 15 hari. "Sebenarnya dia akan bebas pada tanggal 7 Juli 2016 dan harusnya sudah bisa mengurus surat bebas bersyarat. Ini malah melarikan diri," jelas Netty.

Rindu Keluarga

Netty menduga, Septian yang telah menikah dan memiliki 1 anak ini nekat melarikan diri untuk menemui keluarganya di Marunda Barat, RT 14 RW 03, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Sebab selama ditahan, dia baru sekali mendapat kunjungan keluarga.

"Selain itu saat kita cek di kamar tahanannya, di sela-sela bajunya kita temukan kertas berisi tulisan, 'Pulang Malu Tak Pulang Rindu'. Kemungkinan dia rindu istri dan anaknya," ujar Kalapas Anak Tangerang.

Usai kejadian tersebut, menurut Netty, pihaknya pun langasung membentuk tim untuk melapor ke polisi dan juga mencarinya. Sedangkan petugas jaga yang ketika itu bertugas juga diperiksa.

"Ada 6 petugas yang jaga saat dia kabur. Semua kita periksa sesuai prosedur. Hukuman disipliner pasti akan dikenakan kepada pegawai yang lalai saat bertugas," tandas Netty.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya